Injeksi CO2 cukup efektif untuk meningkatkan perolehan minyak bumi dalam kondisi miscible. Namun, kebanyakan lapangan minyak dan gas di Indonesia saat ini adalah lapangan tua dengan tekanan reservoir yang sangat rendah sehingga sulit untuk mencapai kondisi miscible. Berdasarkan hasil uji laboratorium, penggunaan teknologi microbubble CO2 sebagai fluida injeksi dapat meningkatkan sweep efficiency dan mengakselrasi pelarutan CO2 dalam kondisi immiscible.
Mekanisme injeksi microbubble CO2 ditinjau dengan mengubah parameter PVT mengacu pada data referensi dan percobaan laboratorium. Dengan melakukan pencocokan grafik saturasi CO2 terhadap Pore Volume injeksi CO2 dan ratio of decrease dari CO2 terhadap waktu antara simulasi dengan hasil lab, didapatkan bahwa parameter parachor dan acentric factor adalah yang diduga bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja pendesakan microbubble. Dalam studi ini, ditinjau efek dari injeksi microbubble CO2 pada reservoir berskala lapangan melalui investigasi perubahan sifat fisik minyak dan juga menentukan parameter operasional injeksi microbubble CO2 terhadap peningkatan produksi kumulatif minyak. Simulasi reservoir berskala lapangan dikembangkan untuk memodelkan pola injeksi inverted five-spots, dapat menambah recovery factor sebesar 3.68% dari injeksi CO2 biasa (normal bubble). Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh parameter operasional terhadap performa reservoir yang telah dimodelkan. Berdasarkan studi sensitivitas, untuk sensitivitas laju alir injeksi, nilai recovery factor dari 1000 Mscf/d ke 10000 Mscf/d naik 1.2%; untuk sensitivitas API gravity minyak, nilai recovery factor dari API 20° ke API 50° naik 1.4%; untuk sensitivitas pattern area, nilai recovery factor dari 25 acres ke 75 acres naik 1.58%. Berdasarkan perhitungan Minimum Miscibility Pressure (MMP) pada fluida reservoir lapangan R didapat dengan injeksi microbubble CO2 dapat menurunkan MMP hingga 830 psia.