digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Populasi manusia lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia termasuk ke dalam salah satu aging population country di dunia. Pertambahan populasi lansia tersebut diiringi pula dengan pertambahan permasalahan bagi lansia. Salah satu permasalahan tersebut adalah terjadinya jarak antar generasi yang mengakibatkan lansia merasa kesepian. Jarak antar generasi sudah terjadi sejak lama dan hal tersebut memiliki pengaruh buruk bagi lansia dan generasi muda. Kedua generasi tidak dapat berinteraksi satu sama lain dengan baik dan berujung pada kesepian para lansia. Kesepian dapat membuat lansia menarik diri dan merasa tidak dibutuhkan oleh lingkungan sekitarnya lagi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan antara lansia dan generasi muda, terutama anak-anak. Hasil dari analisis permasalahan tersebut akan digunakan sebagai patokan untuk membuat suatu aktivitas kegiatan yang dapat membantu lansia dan anak-anak saling berinteraksi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan desain etnografi. Metode tersebut memungkinkan peneliti untuk masuk ke dalam objek penelitian dan melihat sendiri permasalahan di antara anak-anak dan lansia yang terjadi di lapangan. Dari hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa jarak antar generasi terjadi karena anak-anak tidak atau kurang mengenal lansia. Hal tersebut mengakibatkan anak-anak tidak ingin atau merasa canggung ketika hendak berinteraksi dengan lansia. Oleh sebab itu, diadakanlah sebuah eksperimen berbentuk sebuah aktivitas yang dapat mendekatkan lansia dan anak-anak. Aktivitas tersebut adalah aktivitas mendongeng yang dinilai dapat membuat lansia mengasah pikiran, mengungkapkan perasaan, serta berinteraksi dengan anak-anak dengan baik. Eksperimen tersebut dilakukan sebanyak dua kali pada suatu yayasan pendidikan dengan beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut adalah perbedaan kondisi ruang interior, alat pembantu dongeng, hingga cara mendongeng dari lansia pendongeng sendiri. Dari hasil eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan mendongeng dan Bilik Dongeng dapat digunakan secara efektif sebagai kegiatan yang dapat mendekatkan generasi lansia dan anak-anak secara langsung dan menyenangkan. Perbedaan ruangan, cara mendongeng, serta keberadaan alat pembantu dongeng menjadi tiga hal penting untuk menentukan keberhasilan menciptakan interaksi pada suatu Bilik Dongeng. Kondisi ruang yang nyaman dan interaktif, cara mendongeng lansia yang menyenangkan dan diiringi oleh alat pembantu dongeng dapat membentuk interaksi yang hangat antara anak-anak dan lansia pendongeng, begitu pula sebaliknya.