digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Novia Calista Phang
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

PT Kahatex adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur tekstil di Indonesia. Salah satu produk PT Kahatex yang memiliki standar kualitas yang ketat adalah sarung tangan. Untuk produk sarung tangan, perusahaan menetapkan target penurunan persentase cacat sebesar 2% dari persentase cacat di tahun sebelumnya. Persentase cacat yang dicapai dari produksi sarung tangan PT Kahatex di area knitting (KK8J) pada tahun 2018 adalah 6,39% sehingga diperoleh target untuk tahun 2019 adalah 4,39%. Nyatanya, persentase cacat yang dicapai di tahun 2019 adalah 10,77% atau meningkat sebesar 4,38%. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan persentase cacat sehingga target penurunan persentase cacat dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan itu, dirancang usulan-usulan solusi melalui metodologi Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Pada tahap define, proyek Six Sigma didefinisikan untuk dilakukan pada proses knitting di area KK8J (Kaos Kaki 8 J). Pada tahap measure, stabilitas proses dicapai dan kapabilitas proses diperoleh dengan nilai level sigma sebesar 3,83. Pada tahap analyze, dilakukan analisis Pareto untuk menentukan jenis cacat yang menjadi prioritas penelitian, proses Delphi untuk mengidentifikasi akar masalah, metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk mengurutkan akar masalah berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number), serta analisis Pareto untuk menentukan akar masalah yang menjadi prioritas penelitian. Jenis cacat yang terpilih adalah cacat ukuran, jaruman, dan bolong, sementara akar masalah yang terpilih dari ketiga cacat tersebut adalah kesalahan penyetelan tension, posisi feeder tidak sesuai, debu majun yang beterbangan, operator yang lupa melakukan reset, serta brush yang tipis tidak segera diganti. Pada tahap improve, dirancang usulan solusi untuk menyelesaikan akar masalah tersebut. Solusi yang diusulkan adalah 1) perancangan tension dial dengan indikator angka, 2) perancangan prosedur pengecekan posisi feeder, 3) perancangan tempat pembuangan majun yang tertutup, 4) perancangan sistem poka-yoke reset, serta 5) perancangan sistem pencatatan jadwal penukaran brush. Pada tahap control, dilakukan pembahasan mengenai rencana dokumentasi perbaikan, pengukuran proses hasil perbaikan, serta rencana manajemen proses. Tahap control yang dilaksanakan bersifat dugaan dan rencana untuk mempertahankan proses apabila telah mengalami perbaikan. Melalui tahap control, diestimasikan bahwa setelah solusi perbaikan diimplementasi, persentase cacat produk sarung tangan dapat turun menjadi 5,91% dan nilai level sigma naik menjadi 4,02.