digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Claudia Molani Alfinta Siahaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Claudia Molani Alfinta Siahaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Claudia Molani Alfinta Siahaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Claudia Molani Alfinta Siahaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Claudia Molani Alfinta Siahaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Claudia Molani Alfinta Siahaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Infeksi malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. betina. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penanggulangan malaria adalah resistensi terhadap obat antimalaria. Penggunaan obat antimalaria yang tidak tepat karena ketidaktepatan deteksi parasit dapat menyebabkan resistensi. Rapid Diagnostic Test (RDT) atau Uji Cepat Diagnosis membantu diagnosis pasien yang diduga terjangkit malaria dengan mendeteksi keberadaan parasit dalam darah. Plasmodium falciparum Lactate Dehydrogenase (PfLDH) merupakan protein yang dapat digunakan sebagai biomarker pada RDT malaria karena diproduksi parasit dalam jumlah banyak pada tahap aseksual maupun seksual. RDT malaria yang beredar di pasaran masih berupa produk impor. Untuk itu produk RDT malaria lokal perlu mulai dikembangkan. Sebagai tahap awal pada penelitian ini, dilakukan studi bioinformatika terhadap protein PfLDH. Studi bioinformatika yang dilakukan meliputi prediksi struktur sekunder menggunakan software SAS (Sequence Annotated by Structure). Dari hasil analisis tersebut diketahui sisi katalitik dari PfLDH, yaitu Asp155, Arg158, dan His182. Prediksi struktur tersier dilakukan menggunakan beberapa software seperti HH-suite, Clustal, SWISS-Model, dan I-TASSER. Prediksi struktur tersier yang dilakukan dengan template dari Human LDH (protein 1I0Z) menunjukkan hasil superimposed dengan dua perbedaan unik, yaitu penambahan lima asam amino pada PfLDH residu 90–94 pada daerah spesifisitas substrat dan perbedaan konformasi pada PfLDH residu 210–215 pada loop antigenic. Tahap selanjutnya, dilakukan ekspresi gen pengkode PfLDH pada Eschericia coli BL21 sebagai biomarker untuk RDT yang akan dikembangkan. Pertama, dilakukan analisis restriksi untuk mengkonfirmasi plasmid rekombinan pET-30a-PfLDH menggunakan enzim NcoI dan XhoI. Keberadaan fragmen DNA berukuran 5210 bp dan 954 bp menunjukkan plasmid rekombinan pET-30aPfLDH sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya, dilakukan transformasi E. coli BL21 dengan pET-30a-PfLDH menggunakan metode heatshock. Kemudian, PCR koloni dilakukan untuk screening E. coli BL21/pET-30a-PfLDH. PCR koloni dilakukan menggunakan pasangan primer PfLDHF(NcoI) dan PfLDHR(XhoI) dan menghasilkan 12 klon fragmen DNA berukuran 952 bp. Selanjutnya, dilakukan ekspresi PfLDH pada suhu 30°C dengan induksi IPTG 0,5 mM selama 3 jam. Dari analisis hasil ekspresi menggunakan SDS-PAGE, disimpulkan bahwa PfLDH telah berhasil diekspresikan sebagai protein dengan berat molekul sebesar 33 kDa.