digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Malaria merupakan penyakit mematikan yang banyak ditemukan di wilayah tropis termasuk Indonesia. Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan, tetapi beberapa provinsi masih menunjukkan tren kejadian malaria yang stagnan atau bahkan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan provinsi-provinsi di Indonesia berdasarkan kejadian malaria selama periode 2012 hingga 2016 menggunakan analisis klaster dengan berbagai metode K-Means. Data dianalisis secara terpisah per tahun dan juga secara gabungan selama lima tahun untuk mengidentifikasi pola distribusi dan perbedaan tingkat kejadian malaria di setiap provinsi. Empat metode klasterisasi yang digunakan adalah K-Means, Fuzzy K-Means, Bisecting K-Means, dan Weighted K-Means dengan ukuran jarak Euclidean. Hasil klasterisasi menunjukkan bahwa provinsi dapat dikelompokkan ke dalam dua klaster utama: klaster dengan kejadian malaria tinggi dan klaster dengan kejadian rendah. Papua dan Papua Barat secara konsisten termasuk dalam klaster dengan kejadian tinggi dari tahun ke tahun. Evaluasi dilakukan menggunakan tiga metrik: Silhouette Coefficient (SC), Calinski-Harabasz Index (CHI), dan Xie-Beni Index (XBI). Berdasarkan hasil evaluasi per tahun metode K-Means dan Bisecting K-Means menunjukkan hasil klasterisasi terbaik pada tahun 2012, 2013, 2015, dan 2016, sedangkan Fuzzy K-Means unggul pada tahun 2014. Untuk data gabungan lima tahun metode K-Means, Bisecting K-Means, dan Weighted K-Means menunjukkan hasil terbaik dalam membentuk klaster yang konsisten dan jelas. Hasil klasterisasi ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam upaya pengendalian malaria di Indonesia serta mendukung tercapainya target Indonesia Bebas Malaria pada tahun 2030.