COVER Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Virgo Eben Ezer Mahulae
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
MSR (Molten Salt Reactor) merupakan sebuah tipe reaktor yang menggunakan
bahan bakar cair, yakni garam cair yang sekaligus berfungsi sebagai pendinginnya.
Sebuah freeze-valve merupakan salah satu sistem keamanan pada MSR yang
didesain untuk meleleh saat suhu bahan bakar mendekati titik leleh dinding reaktor
sehingga terbuka dan bahan bakar dapat mengalir menuju subcritical-tank. Sebuah
penyederhanaan konsep freeze-valve telah berhasil dilakukan dalam beberapa
eksperimen untuk mempelajari mekanisme kerja freeze-valve tersebut. Mekanisme
kerja freeze-valve ini juga disimulasikan dengan menggunakan metode MPS atau
metode Moving Particle Semi-implicit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
pengaruh beberapa variasi suhu fluida (air) terhadap satu jenis ketebalan freezevalve
(bahan parafin) dan pengaruh variasi ketebalan terhadap dua suhu fluida.
Variasi suhu yang dilakukan terhadap parafin dengan tebal 15 mm dan diameter 23
mm adalah 60, 70, 80, dan 900C. Variasi ketebalan pertama yang dilakukan adalah
10, 13, dan 20 mm dengan diameter 23 mm terhadap fluida 800C. Variasi ketebalan
kedua yang dilakukan adalah 9, 11, dan 16 mm dengan diameter 28 mm terhadap
fluida 900C. Berdasarkan variasi suhu yang dilakukan, masing-masing parafin
mengalami erosi sebanyak 1, 3, 5, dan 9 mm. Untuk variasi ketebalan dengan fluida
800C, masing-masing parafin mengalami erosi sebanyak 7, 6, dan 8 mm. Sedangkan
untuk variasi ketebalan dengan fluida, masing-masing parafin mengalami erosi
sebanyak 9 mm (habis dalam 9 menit 43 detik), 11 mm (habis dalam 8 menit 37
detik), dan 11 mm.
Perpustakaan Digital ITB