COVER Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Tio Gefien Imami
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Rutil merupakan bahan baku pada industri pigmen dan pada proses Kroll di
industri logam titanium yang membutuhkan umpan dengan kadar titanium
dioksida di atas 90%. Karena ketersediaan rutil di alam sangat terbatas,
mendorong upaya pemanfaatan ilmenit agar dapat memenuhi kebutuhan industri
akan bahan baku titanium dioksida. Indonesia mempunyai potensi ilmenit sebagai
mineral ikutan timah yang hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Proses ekstraksi rutil dari mineral ilmenit dapat dilakukan baik dengan jalur
pirometalurgi dengan peleburan yang menghasilkan titanium-rich slag atau
dengan jalur hidrometalurgi melalui pelindian dalam larutan asam, pemisahan besi
dari titanium dan recovery titanium. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh
perlakuan pra-oksidasi dan pelindian reduktif pada performa pelindian ilmenit
Bangka dalam asam klorida. Analisis dengan metode Taguchi dan ANOVA
dilakukan untuk optimasi proses sekaligus menentukan signifikansi serta
kontribusi variabel pelindian terhadap persen ekstraksi Fe dan Ti.
Percobaan diawali dengan melakukan preparasi, sampling, dan karakterisasi
sampel awal menggunakan analisis XRD, mineragrafi, dan XRF. Percobaan
pendahuluan dilakukan untuk menentukan temperatur yang optimal untuk proses
pra-oksidasi ilmenit menjadi rutil dan hematit. Selanjutnya dilakukan percobaan
pelindian yang dirancang menggunakan matriks ortogonal Taguchi L’16 (45),
dengan mempelajari 5 variabel pelindian masing-masing dengan 4 level. Variabel
yang dijaga tetap meliputi kecepatan pengadukan (700 rpm), volume larutan HCl
(200 ml), dan nisbah massa Fe°/Ilmenit sebesar 1/5. Variabel pelindian yang
dipelajari meliputi konsentrasi HCl, temperatur, nisbah solid-likuid, fraksi ukuran
ilmenit, dan waktu pelindian.
Temperatur pra-oksidasi optimum diperoleh pada 700°C selama 6 jam. Urutan
kontribusi variabel pelindian yang berpengaruh signifikan terhadap persen
ekstraksi besi meliputi temperatur pelindian, nisbah solid-likuid, konsentrasi HCl,
dan fraksi ukuran ilmenit. Sementara, waktu pelindian tidak berpengaruh
signifikan. Semua variabel pelindian berpengaruh signifikan terhadap persen
ekstraksi titanium dengan urutan nisbah solid-likuid, konsentrasi HCl, temperatur,
fraksi ukuran, dan waktu pelindian. Kondisi optimum pelindian dicapai pada
konsentrasi HCl 6 M, temperatur 80°C, nisbah S/L 1/20, ukuran ilmenit -200
+325#, waktu pelindian 6 jam, dengan persen ekstraksi besi dan titanium berturutturut 98,07% dan 11,35%. Selektivitas pelindian besi terhadap titanium pada
kondisi optimum mencapai nilai 0,9 (skala 0-1). Residu pelindian ilmenit Bangkateroksidasi pada kondisi optimum mengandung 92,6% rutil (TiO2), 2,9% hematit
(Fe2O3), dan 2,5% kasiterit (SnO2).