COVER Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Ariq Rachmananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Konsumsi timah di dunia memang sedang meningkat. Menurut data International
Tin Association, konsumsi pada tahun 2018 meningkat 2,5%. Salah satu
pengembangan yang dilakukan adalah dilakukannya penambangan darat di daerah
Batu Besi, Belitung. Jenis bijih timah yang ditemukan pada penambangan darat
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan bijih timah aluvial yang biasa
diolah. Jenis bijih tersebut salah satunya adalah oxide clay. Pada penelitian kali ini
dilakukan konsentrasi gravitasi bijih timah jenis oxide clay untuk mengetahui
pengaruh fraksi ukuran umpan, perlakuan awal konsentrasi magnetik, dan
konsentrasi gravitasi lanjutan middling tahap satu dan tahap dua.
Preparasi bijih dilakukan dengan pengayakan untuk menghasilkan fraksi ukuran
-50 +100#, -100 +270#, dan -270#. Konsentrasi gravitasi dilakukan dengan variasi
ukuran umpan (-50 +100#, -100 +270#, dan -270#), variasi perlakuan konsentrasi
magnetik (tanpa perlakuan konsentrasi magnetik, perlakuan konsentrasi magnetik
intensitas rendah, perlakuan konsentrasi magnetik intensitas tinggi). Konsentrasi
gravitasi dilanjutkan dengan mengolah middling tahap satu dan dua tiap variasi.
Pada variasi ukuran umpan memberikan hasil optimal pada fraksi ukuran umpan
-50 +100# dengan persen kadar Sn 2,32%, nilai persen perolehan Sn 15,25%, dan
nilai enrichment ratio 4,68. Pada variasi perlakuan konsentrasi magnetik
memberikan hasil optimal pada perlakuan konsentrasi magnetik intensitas tinggi
dengan persen kadar Sn 3,04%, nilai persen perolehan Sn 7,81%, dan nilai
enrichment ratio 5,55. Hasil konsentrasi gravitasi lanjutan middling tahap satu dan
tahap dua untuk variasi ukuran umpan memberikan hasil optimal yang sama yaitu
pada fraksi ukuran umpan -50 +100# dengan persen kadar Sn 2,08% dan 1,02%,
nilai persen perolehan Sn 13,49% dan 1,25%, dan untuk nilai enrichment ratio 4,16
dan 1,86. Sedangkan untuk variasi perlakuan konsentrasi magnetik, nilai persen
perolehan Sn pada terbesar pada pengolahan middling tahap satu terdapat pada jalur
konsentrasi magnetik intensitas rendah 5,34%. Namun, untuk persen kadar Sn dan
nilai enrichment ratio, didapat nilai terbesar pada jalur konsentrasi magnetik
intensitas tinggi yaitu 3,26% dan 4,17. Hasil konsentrasi gravitasi lanjutan middling
tahap dua variasi perlakuan konsentrasi magnetik memberikan hasil optimal pada
jalur perlakuan konsentrasi magnetik intensitas tinggi dengan persen kadar Sn
3,19%, nilai persen perolehan Sn 2,10%, dan nilai enrichment ratio 3,25.
Konsentrasi gravitasi yang dilakukan sebanyak tiga tahap menghasilkan nilai
persen perolehan Sn tertinggi pada jalur percobaan dengan ukuran umpan -50
+100# dan tanpa perlakuan konsentrasi magnetik 25,46%. Sedangkan untuk persen
kadar Sn dan enrichment ratio, didapat hasil tertinggi pada jalur percobaan dengan
ukuran umpan -270# dan perlakuan konsentrasi magnetik intensitas tinggi 3,11%
dan 6,89.