COVER Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Irfan Fadhilah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Korosi adalah degradasi atau kerusakan logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan lingkungannya. Korosi dapat menyebabkan penurunan kekuatan
logam, serta kegagalan dan kerusakan pada logam. Korosi merupakan musuh
terbesar dari kapal, karena pemakaian kapal yang secara terus menerus kontak
dengan air laut yang mengandung ion Cl- yang dapat merusak lapisan pasif logam.
Untuk membuat bodi kapal lebih tahan korosi biasanya dilakukan proteksi katodik
anoda korban (SACP) dan coating. Proteksi katodik merupakan teknik yang
digunakan untuk mengontrol laju korosi pada logam dengan membuat logam yang
akan di proteksi tersebut menjadi katoda pada sel elektrokimia. Salah satu variabel
yang mempengaruhi performa proteksi katodik adalah luas permukaan katoda dan
anoda yang kontak dengan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari pengaruh rasio luas anoda:katoda terhadap laju korosi anoda katoda,
potensial proteksi serta menentukan model rangkaian listrik ekuivalen yang sesuai.
Pada percobaan ini digunakan anoda korban aluminium. Uji perendaman dilakukan
untuk mempelajari pengaruh rasio luas anoda:katoda terhadap laju korosi baja EH
36 dan anoda aluminium melalui metode kehilangan berat dan potensial proteksi.
Setiap uji perendaman dilakukan selama 7 hari berdasarkan ASTM G31-72.
Pengukuran potensial dilakukan harian selama uji perendaman untuk menentukan
potensial proteksi. Uji potentiodynamic polarization dilakukan untuk mengetahui
kurva polariasi anodik dan katodik baja EH 36 serta kurva polarisasi anodik anoda
aluminium. Uji EIS dilakukan untuk menentukan rangkaian listrik ekuivalen dan
nilai-nilai komponennya.
Pada uji perendaman, semakin besar rasio luas anoda:katoda, laju korosi anoda
katoda akan semakin rendah. Rasio 1:2, 1:3 dan 1:4 memiliki laju korosi berturutturut 0.0166 mm/tahun, 0,0222 mm/tahun dan 0,0300 mm/tahun. Laju korosi anoda
juga menunjukkan pola yang sama dengan laju korosi anoda pada rasio 1:2, 1:3 dan
1:4 berturut-turut adalah 1,1036 mm/tahun, 3,7207 mm/tahun dan 3,9256
mm/tahun. Semakin besar rasio luas anoda:katoda maka semakin negatif potensial
proteksinya, dengan E1:2 , E1:3 dan E1:4 berturut-turut adalah -1,0639 V, -1,0253 V
dan -1,0031 V. Model rangkaian listrik ekuivalen adalah Rs-(CPE1/Rfilm(Rct/CPE2)) yang menunjukkan bahwa lapisan film dan lapis ganda elektrik
terbentuk di permukaan baja. Semakin besar rasio luas area anoda:katoda maka
semakin kecil nilai Rfilm, Rs dan Rct yang menunjukkan semakin tipisnya lapisan
film hidroksida yang terbentuk dan semakin besar peluang pembentukan gas
hidrogen, serta Cfilm dan Cdl yang nilainya semakin besar menunjukkan lapisan film
dan lapis ganda elektrik Helmholtz yang terbentuk semakin tipis.