digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 SW SALSABILLA_19217024.pdf ]
PUBLIC Wiwik Istiyarini

Nanoteknologi dalam bisnis optik menunjukkan peluang berdasarkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 8,3% dari tahun 2016 - 2021. Selain itu, kacamata sebagai alat optik berpeluang untuk meningkat. Berdasarkan laporan bahwa masyarakat Indonesia memiliki 2-3 gelas. Kemudian, peningkatan kebutuhan kacamata juga diiringi dengan meningkatnya penderita miopia hingga 50% dari populasi dunia. Perusahaan Nasho terinspirasi untuk membuat produk self-cleaning dengan memanfaatkan teknologi nano berdasarkan permasalahan yang dihadapi pengguna kacamata, seperti lensa kotor dan berembun. Perusahaan berkeinginan untuk memperluas pasar dengan memasukkan produk ke toko kacamata. Peluang ini didasri ketertarikan toko kaca mata untuk menjual produk Nasho pada tokonya. Namun demikian, produktivitas dan efisiensi produksi di perusahaan ini rendah karena produksi yang tidak direncanakan serta pemesanan material tepat pada saat permintaan datang. Selain itu, Nasho sebagai produk baru akan menghadapi dinamika permintaan, daur hidup produk, serta varian lain dari pesaing. Perencanaan produksi dan model persediaan diperlukan untuk memecahkan masalah ini. Peramalan produk baru diperlukan untuk mengurangi risiko produk baru serta sebagai rencana dasar produksi. Analogy Forecasting bertujuan untuk menganalisis trend data historis dan menentukan pola penjualan produk baru dengan menggabungkan proses penilaian dan statistik untuk merepresentasikan prakiraan produk baru dari produk sebelumnya. Sehingga, metode ini akan menentukan peramalan permintaan yang serupa untuk produk baru. Penelitian ini menggunakan 6 langkah Structured Analogy Forecasting oleh Gilliland & Guseman. Untuk mengoptimalkan tingkat persediaan, penelitian ini menggunakan safety stock untuk mencegah masalah variasi permintaan selama interval pemesanan dan lead time dengan tingkat pelayanan yang ditargetkan. Kemudian model persediaan yang digunakan adalah Fixed Interval Ordering, yaitu menentukan jumlah persediaan bahan dengan waktu yang diatur. Sebagai hasil dari peramalan Analogi Terstruktur; dalam proses penilaian, produk acuan adalah pembersih lensa Expo menggunakan proses judgemental dengan analisis tematik sedangkan untuk proses statistik menggunakan Single Exponential Smoothing dengan ? = 1,92215 dengan MAPE 6,42%, MAD = 59,68, dan MSD = 5362,4. Permintaan tahun depan akan menjadi 10631 botol cairan pembersih lensa. Dengan tingkat pelayanan 95% yang berarti ada perkiraan kehabisan stok material 5%, Safety stock untuk masing-masing material adalah; 2 liter Ethanol, 1 liter Polydimethylsiloxane, 0,1 l Isopropyl, 116 unit botol, 2 dus wiper, 29 A3 + lembar Box, 4 A3 + lembar stiker, dan 7 lembar Kertas Instruksi 1 m HVS . Sebagai hasil dari Fixed Order Interval, Perusahaan akan memesan; 14 l Ethanol, 2,5 l Polydimethylsiloxane, 2 l Isopropyl, 870 unit botol, 13 dus wiper, 207 A3 + lembar Box, 25 A3 + lembar stiker, dan 47 lembar Kertas Instruksi 1 m HVS dalam setiap 14 hari kerja. Sebagai implikasi dari hasil peramalan dan model persediaan, Perusahaan Nasho mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi serta menetapkan target akibat perluasan pasar. Ini akan membantu setiap divisi di Perusahaan Nasho untuk membangun rencananya karena perluasan pasar. Dengan demikian, perluasan pasar ini akan lebih efisien. Kata Kunci: Produk Nanoteknologi, Cairan Self-cleaning, Peramalan Produk Baru, Model Persediaan, Structured Analogy Forecasting, Safety Stock, Fixed Order Interval