digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Urban sprawl didefinisikan sebagai perkembangan kawasan urban yang meluas ke kawasan suburban secara tidak teratur. Perkembangan yang tidak teratur ini menimbulkan berbagai persoalan perkotaan, terutama berkaitan dengan ketersediaan lahan untuk bermukim. Salah satu kawasan urban yang diindikasikan mengalami gejala urban sprawl adalah Kawasan Perkotaan Sarbagita. Kawasan Perkotaan Sarbagita merupakan kawasan perkotaan yang terdiri atas 15 (lima belas) kecamatan dari 4 (empat) wilayah yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan. Gejala urban sprawl yang terbentuk ditengarai disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Sarbagita. Selain disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, gejala urban sprawl ini juga terindikasi disebabkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali yang membatasi ketinggian bangunan secara vertikal sehingga pembangunan khususnya untuk permukiman, cenderung kearah horizontal dan meningkatkan intensitas lahan terbangun. Peningkatan intensitas lahan terbangun di kawasan pinggiran Kota Denpasar ini bersifat dinamis dan mengakibatkan perembetan perkotaan di Kawasan Perkotaan Sarbagita. Fenomena perembetan perkotaan ini selanjutnya menjadi indikasi adanya gejala urban sprawl di Kawasan Perkotaan Sarbagita. Meskipun ditengarai mengalami gejala urban sprawl namun ketersediaan lahan di Kawasan Perkotaan Sarbagita diperkirakan masih cukup besar yakni 72.399 ha. Dengan ketersediaan lahan yang diperkirakan masih cukup besar, maka perlu diperhatikan sejauh mana urban sprawl yang terjadi mempengaruhi daya dukung lahan permukiman sebagai salah satu pertimbangan dalam pengembangan wilayah kedepannya. Penelitian tentang pengaruh urban sprawl terhadap daya dukung lahan permukiman di Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan menghubungkan fenomena spasial yang terjadi antar variabel serta meramalkan perilaku setiap variabelnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menelaah peristiwa yang terjadi melalui data – data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait. Komponen dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kependudukan, penggunaan lahan, ketersediaan dan kebutuhan lahan permukiman. Komponen kependudukan serta penggunaan lahan digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat dan sebaran dari urban sprawl yang terbentuk, sedangkanii komponen ketersediaan dan kebutuhan lahan permukiman digunakan untuk mengetahui sejauh mana status daya dukung lahan permukiman di Kawasan Perkotaan Sarbagita. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tren pengaruh negatif dari urban sprawl terhadap daya dukung lahan permukiman di beberapa kecamatan di Kawasan Perkotaan Sarbagita. Apabila suatu wilayah ditengarai mengalami urban sprawl maka status daya dukung lahan permukimannya defisit. Sedangkan apabila suatu wilayah ditengarai tidak mengalami urban sprawl maka status daya dukung lahan permukimannya adalah surplus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa urban sprawl yang terjadi mempengaruhi status daya dukung lahan permukiman di Kawasan Perkotaan Sarbagita sehingga diperlukan skenario kebijakan yang dapat memperpanjang masa terlampauinya batas daya dukung lahan seperti perubahan kebijakan tata ruang tentang intensifikasi lahan, pembatasan alih fungsi lahan budidaya berkelanjutan, dan pencegahan terhadap pelanggaran pembangunan di kawasan lindung