ABSTRAK G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira DAFTAR G A P Sri Maharani Febriyanti
PUBLIC Yoninur Almira 2020 TA PP G A P Sri Maharani Febriyanti_LAMPIRAN.pdf)u
PUBLIC Yoninur Almira
Urban sprawl didefinisikan sebagai perkembangan kawasan urban yang meluas ke
kawasan suburban secara tidak teratur. Perkembangan yang tidak teratur ini
menimbulkan berbagai persoalan perkotaan, terutama berkaitan dengan
ketersediaan lahan untuk bermukim. Salah satu kawasan urban yang diindikasikan
mengalami gejala urban sprawl adalah Kawasan Perkotaan Sarbagita. Kawasan
Perkotaan Sarbagita merupakan kawasan perkotaan yang terdiri atas 15 (lima belas)
kecamatan dari 4 (empat) wilayah yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung,
Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan. Gejala urban sprawl yang terbentuk
ditengarai disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan
Sarbagita. Selain disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, gejala urban sprawl ini
juga terindikasi disebabkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali yang membatasi
ketinggian bangunan secara vertikal sehingga pembangunan khususnya untuk
permukiman, cenderung kearah horizontal dan meningkatkan intensitas lahan
terbangun. Peningkatan intensitas lahan terbangun di kawasan pinggiran Kota
Denpasar ini bersifat dinamis dan mengakibatkan perembetan perkotaan di
Kawasan Perkotaan Sarbagita. Fenomena perembetan perkotaan ini selanjutnya
menjadi indikasi adanya gejala urban sprawl di Kawasan Perkotaan Sarbagita.
Meskipun ditengarai mengalami gejala urban sprawl namun ketersediaan lahan di
Kawasan Perkotaan Sarbagita diperkirakan masih cukup besar yakni 72.399 ha.
Dengan ketersediaan lahan yang diperkirakan masih cukup besar, maka perlu
diperhatikan sejauh mana urban sprawl yang terjadi mempengaruhi daya dukung
lahan permukiman sebagai salah satu pertimbangan dalam pengembangan wilayah
kedepannya.
Penelitian tentang pengaruh urban sprawl terhadap daya dukung lahan permukiman
di Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan menghubungkan fenomena spasial yang
terjadi antar variabel serta meramalkan perilaku setiap variabelnya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menelaah
peristiwa yang terjadi melalui data – data sekunder yang diperoleh dari instansi
yang terkait. Komponen dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kependudukan, penggunaan lahan, ketersediaan dan kebutuhan lahan permukiman.
Komponen kependudukan serta penggunaan lahan digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat dan sebaran dari urban sprawl yang terbentuk, sedangkanii
komponen ketersediaan dan kebutuhan lahan permukiman digunakan untuk
mengetahui sejauh mana status daya dukung lahan permukiman di Kawasan
Perkotaan Sarbagita. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tren pengaruh
negatif dari urban sprawl terhadap daya dukung lahan permukiman di beberapa
kecamatan di Kawasan Perkotaan Sarbagita. Apabila suatu wilayah ditengarai
mengalami urban sprawl maka status daya dukung lahan permukimannya defisit.
Sedangkan apabila suatu wilayah ditengarai tidak mengalami urban sprawl maka
status daya dukung lahan permukimannya adalah surplus. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, terlihat bahwa urban sprawl yang terjadi mempengaruhi status
daya dukung lahan permukiman di Kawasan Perkotaan Sarbagita sehingga
diperlukan skenario kebijakan yang dapat memperpanjang masa terlampauinya
batas daya dukung lahan seperti perubahan kebijakan tata ruang tentang
intensifikasi lahan, pembatasan alih fungsi lahan budidaya berkelanjutan, dan
pencegahan terhadap pelanggaran pembangunan di kawasan lindung