digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Felicia Shelly
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

Pengolahan minyak bumi umumnya diawali dengan crude distillation unit (CDU) yang menghasilkan fraksi ringan hingga fraksi berat. Fraksi berat yang dihasilkan CDU merupakan residu atmosferik yang dapat direngkah untuk memperoleh nilai ekonomis yang lebih tinggi. Namun, perengkahan residu atmosferik menghadapi permasalahan, yaitu tingginya kandungan pengotor yang berpotensi meracuni katalis perengkahan. Oleh sebab itu, kandungan pengotor perlu dihilangkan melalui proses hydrotreating yang terdiri dari hidrodemetalisasi (HDM), hidrodesulfurisasi (HDS), dan hidrodenitrogenasi (HDN). Dalam proses hidrodemetalisasi, dibutuhkan katalis HDM dengan diameter pori sebesar 150-200 Å dan luas permukaan spesifik sebesar 110-200 m2/g (Paten Amerika Serikat No. US6207611 B1, 2011). Hal ini bertujuan untuk memperoleh persentase penyingkiran pengotor yang optimum dan mencegah katalis HDM terdeaktivasi dengan cepat. Namun, peningkatan diameter pori katalis menyebabkan luas permukaan spesifik berkurang sehingga diperlukan modifikasi katalis HDM. Modifikasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah variasi kadar B2O3 pada penyangga, jenis boehmite, dan temperatur kalsinasi. Penyangga katalis HDM dengan karakteristik paling mendekati sasaran penelitian diperoleh pada penyangga ?-Al2O3 dengan kadar 1%-m B2O3 (K-B-1) yang menghasilkan diameter pori sebesar 133,29 Å, luas permukaan spesifik sebesar 153,93 m2/g, dan volume pori sebesar 0,51 ml/g. Karakterisasi penyangga katalis dilakukan dengan adsorpsi nitrogen pemodelan BET dan BJH. Keberadaan B2O3 dalam penyangga akan menggeser distribusi pori ke mesopori dengan cara menutupi mikropori sehingga diameter pori meningkat. Penyangga K-B-1 disintesis dengan boehmite Catapal B karena kandungan pengotor yang rendah serta ukuran kristal yang lebih besar sehingga diameter pori penyangga relatif lebih besar. Temperatur kalsinasi penyangga K-B-1 adalah 800oC karena mampu meningkatkan diameter pori penyangga dan mengurangi luas permukaan spesifik sehingga berada pada interval sasaran penelitian. Kemudian, K-B-1 diimpregnasi dengan promotor NiO 2% dan fasa aktif MoO3 8% menjadi katalis HDM NiMo/K-B-1. Melalui uji aktivitas secara batch pada reaktor PARR bertekanan 180 bar dan temperatur 380oC, katalis NiMo/K-B-1 mampu menghilangkan vanadium sebesar 46,71% dari residu atmosferik yang dianalisis dengan unit XRF. Namun, persentase penyingkiran nikel dari residu atmosferik tidak dapat diteliti karena diduga terjadi fenomena leaching.