digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Prajamukti Ediatmaja
PUBLIC Alice Diniarti

WKP Ulumbu yang terletak di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia merupakan salah satu WKP yang dimiliki oleh PT PLN (Persero). Di WKP Ulumbu saat ini terdapat empat unit PLTP dengan kapasitas 4 x 2,5 MW yang telah beroperasi sejak tahun 2013. Uap yang digunakan untuk mengoperasikan semua pembangkit di Ulumbu berasal dari sumur produksi ULB-2. Kondisi saat ini di PLTP Ulumbu unit 4, tekanan scrubber telah mengalami penurunan dari 11 barg menjadi 9,6 barg. Dengan kondisi desain tekanan scrubber sama dengan tekanan masuk turbin, maka penurunan tekanan ini mengakibatkan turbin dioperasikan pada tekanan masuk diluar spesifikasinya. Saat komisioning, SSC Ulumbu unit 4 adalah 9,77 T/MW. Peningkatan SSC setelah 6 tahun beroperasi menjadi rata-rata 10,04 T/MW, menimbulkan peluang untuk melakukan optimasi. Optimasi bertujuan untuk menurunkan tingkat SSC sehingga Ulumbu unit 4 menjadi lebih efisien. Metode optimasi dilakukan dengan analisa model persamaan termodinamika PLTP Ulumbu unit 4. Model persamaan dibuat dalam software EES berdasarkan desain diagram kesetimbangan panas Ulumbu unit 4. Validasi model persamaan dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan dalam EES dengan data pada diagram kesetimbangan panas dan data operasi. Dengan menggunakan model persamaan yang telah divalidasi, optimasi dilakukan melalui simulasi dengan mengubah beberapa parameter operasi. Simulasi dengan mengubah tekanan masuk turbin untuk merespon penurunan tekanan di scrubber menghasilkan tekanan optimal pada 9,3 barg dengan SSC 9,17 T/MW dan efisiensi 10,39%. Optimasi pada laju aliran udara menara pendingin menghasilkan SSC 9,24 T/MW dan efisiensi 11,08%. Sementara pengaturan kembali nilai compression ratio ejektor NCG dapat mengurangi persentase pemakaian uap motive menjadi 9,8% dari kebutuhan uap total ke unit 4. Nilai efisiensi dari proses optimasi secara keseluruhan masih dibawah standard efisiensi PLTP uap kering yaitu 16-17 %. Namun ditinjau dari SSC nya, simulasi optimasi yang dilakukan menghasilkan SSC lebih rendah daripada SSC hasil pengujian saat komisioning. Jika proses optimasi pada sistem menara pendingin PLTP Ulumbu unit 4 akan diterapkan, diperlukan alat VFD untuk mengatur laju aliran udara masuk menara pendingin. Kajian investasi yang dilakukan, penambahan alat VFD dengan masa manfaat alat 10 tahun layak dilakukan dengan NPV Rp. 714.493.000,00 dan nilai IRR 103,09%.