ABSTRAK Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
DAFTAR Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP BAGAS GHALIH WICAKSONO_LAMPIRAN.pdf
]
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP BAGAS GHALIH WICAKSONO_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Urbanisasi menjadi suatu kondisi yang dapat mempengaruhi aktivitas di dalam
perkotaan dengan mobilisasi dari wilayah sub-urban/rural menuju urban, begitupun
sebaliknya. Pesatnya urbanisasi akan memberikan dampak kepada peningkatan
kepadatan penduduk dan area terbangun yang berpengaruh pada berkurangnya
ketersediaan lahan. Bersamaan dengan pesatnya urbanisasi yang mengakibatkan
peningkatan kepadatan penduduk, hal ini juga berpengaruh pada terjadinya fenomena
Urban Heat Island (UHI). Hal ini menjadi urgensi bagi planners, urban designer, dan
arsitek untuk mengidentifikasi fenomena ini pada skala mikro atau dikenal dengan
Urban Microclimate. Keberadaan vegetasi menjadi satu faktor penting dalam
mempengaruhi kondisi iklim mikro, namun disisi lain kendala ada pada minimnya
ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk melakukan pengadaan vegetasi.
Taman kota menjadi strategi dalam pengadaan vegetasi yang digunakan untuk
mengatasi kurangnya ketersediaan lahan di perkotaan dan dipercaya mampu
memberikan cooling effect pada daerah sekitarnya sehingga berimplikasi pada
kenyamanan termal pengunjung taman. Adapun kenyamanan termal sendiri
merupakan imbas yang berasal dari adanya fenomena UHI. Kota Bandung yang telah
mengkaji pengembangan taman kota menjadi taman tematik telah memiliki 30 taman
tematik yang berpusat di SWK Cibeunying, namun saat ini kondisinya tengah
mengalami penurunan kualitas. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan kualitas
akan berimplikasi pada kenyamanan, dimana dalam penelitian kali ini kenyamanan
termal menjadi fokus penelitian. Berangkat dari hal tersebut, penting untuk dilihat
umpan balik pengunjung taman tematik dalam konteks kenyamanan termal. Umpan
balik dalam konteks sistem komunikasi perkotaan terkandung dalam perencanaan
komunikatif dimana seiring dengan berkembangnya Teknologi, Informasi, dan
Komunikasi saluran komunikasi yang digunakan dalam mengolah informasi bergeser
kepada bentuk media sosial sebagai saluran komunikasi terbarukan dimana media
sosial yang dipilih pada penelitian kali ini adalah media sosial Twitter. Maka dari itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi kenyamanan termal pengunjung
taman tematik di Kota Bandung melalui media sosial Twitter. Metode yang digunakan
dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis, persepsi kenyamanan termal pengunjung taman
dipengaruhi oleh kondisi fisik internal taman terutama dengan adanya keberadaan
kanopi berupa vegetasi maupun non-vegetasi, serta warming-effect yang diberikan
oleh badan air pada malam hari yang justru mampu untuk menstabilkan suhu internal
taman sehingga berpengaruh dalam mendukung kenyamanan termal.
Perpustakaan Digital ITB