digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

DAFTAR Bagas Ghalih Wicaksono
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP BAGAS GHALIH WICAKSONO_LAMPIRAN.pdf ]
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP BAGAS GHALIH WICAKSONO_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Urbanisasi menjadi suatu kondisi yang dapat mempengaruhi aktivitas di dalam perkotaan dengan mobilisasi dari wilayah sub-urban/rural menuju urban, begitupun sebaliknya. Pesatnya urbanisasi akan memberikan dampak kepada peningkatan kepadatan penduduk dan area terbangun yang berpengaruh pada berkurangnya ketersediaan lahan. Bersamaan dengan pesatnya urbanisasi yang mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk, hal ini juga berpengaruh pada terjadinya fenomena Urban Heat Island (UHI). Hal ini menjadi urgensi bagi planners, urban designer, dan arsitek untuk mengidentifikasi fenomena ini pada skala mikro atau dikenal dengan Urban Microclimate. Keberadaan vegetasi menjadi satu faktor penting dalam mempengaruhi kondisi iklim mikro, namun disisi lain kendala ada pada minimnya ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk melakukan pengadaan vegetasi. Taman kota menjadi strategi dalam pengadaan vegetasi yang digunakan untuk mengatasi kurangnya ketersediaan lahan di perkotaan dan dipercaya mampu memberikan cooling effect pada daerah sekitarnya sehingga berimplikasi pada kenyamanan termal pengunjung taman. Adapun kenyamanan termal sendiri merupakan imbas yang berasal dari adanya fenomena UHI. Kota Bandung yang telah mengkaji pengembangan taman kota menjadi taman tematik telah memiliki 30 taman tematik yang berpusat di SWK Cibeunying, namun saat ini kondisinya tengah mengalami penurunan kualitas. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan kualitas akan berimplikasi pada kenyamanan, dimana dalam penelitian kali ini kenyamanan termal menjadi fokus penelitian. Berangkat dari hal tersebut, penting untuk dilihat umpan balik pengunjung taman tematik dalam konteks kenyamanan termal. Umpan balik dalam konteks sistem komunikasi perkotaan terkandung dalam perencanaan komunikatif dimana seiring dengan berkembangnya Teknologi, Informasi, dan Komunikasi saluran komunikasi yang digunakan dalam mengolah informasi bergeser kepada bentuk media sosial sebagai saluran komunikasi terbarukan dimana media sosial yang dipilih pada penelitian kali ini adalah media sosial Twitter. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi kenyamanan termal pengunjung taman tematik di Kota Bandung melalui media sosial Twitter. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, persepsi kenyamanan termal pengunjung taman dipengaruhi oleh kondisi fisik internal taman terutama dengan adanya keberadaan kanopi berupa vegetasi maupun non-vegetasi, serta warming-effect yang diberikan oleh badan air pada malam hari yang justru mampu untuk menstabilkan suhu internal taman sehingga berpengaruh dalam mendukung kenyamanan termal.