digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

abstrak_ Zaki Azhari [13321018]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Kenyamanan dan keselamatan termal di lingkungan kerja industri manufaktur, seperti pabrik suku cadang otomotif, merupakan faktor krusial yang memengaruhi produktivitas dan kesehatan pekerja. Penelitian ini mengkaji kondisi termal di sebuah pabrik di Karawang yang dilaporkan panas dan tidak nyaman, dengan suhu lingkungan kerja mencapai 34°C hingga 37°C dan kecepatan udara rata-rata yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi termal eksisting secara kuantitatif, serta merancang dan mensimulasikan skema optimasi sistem ventilasi untuk meningkatkan kenyamanan termal di area kerja menggunakan pendekatan Computational Fluid Dynamics (CFD). Metodologi penelitian diawali dengan pengukuran parameter termal secara langsung di 36 titik di lapangan. Data hasil pengukuran ini digunakan untuk menganalisis tingkat kenyamanan termal menggunakan metode Predicted Mean Vote (PMV) dan tingkat keselamatan melalui perbandingan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang berlaku. Selanjutnya, model geometri 3D pabrik dibuat dan divalidasi menggunakan data pengukuran untuk mensimulasikan kondisi termal awal (baseline). Berdasarkan analisis model baseline, dua desain optimasi sistem ventilasi dirancang, yaitu desain pertama menggunakan sistem ventilasi silang (cross-flow) untuk meningkatkan aliran udara horizontal dan desain kedua memanfaatkan fenomena efek cerobong (stack effect) yang diperkuat secara mekanis untuk membuang udara panas secara vertikal. Hasil evaluasi kondisi awal menunjukkan bahwa lingkungan kerja tergolong tidak nyaman dengan nilai PMV sebesar 2,57 (kategori "panas"), namun masih dalam batas aman karena nilai ISBB terukur (30,2°C) berada di bawah NAB (31,0°C). Hasil simulasi CFD menunjukkan bahwa kedua desain optimasi berhasil memperbaiki kondisi termal. Desain Optimasi 1 mampu menurunkan nilai PMV menjadi 2,24 melalui peningkatan kecepatan udara yang signifikan di zona kerja. Sementara itu, Desain Optimasi 2 menurunkan nilai PMV menjadi 2,40 dengan keunggulan distribusi suhu yang lebih merata dan efektif dalam mengeluarkan akumulasi panas dari area kerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbaikan sistem ventilasi mekanis terbukti dapat memperbaiki kenyamanan termal, meskipun pengaruh suhu udara lingkungan yang tinggi tetap menjadi faktor penghalang utama utuk mendapatkan tingkat kenyamanan termal yang lebih baik.