digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Erica Bridgette [27124050]
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

BAB I Erica Bridgette [27124050]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Erica Bridgette [27124050]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III Erica Bridgette [27124050]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV Erica Bridgette [27124050]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Erica Bridgette [27124050]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini mengkaji persepsi dan kenyamanan termal siswa di SMP Santa Angela Bandung, sebuah bangunan berarsitektur kolonial yang sepenuhnya mengandalkan ventilasi alami pasif. Di tengah tantangan perubahan iklim dan fenomena Urban Heat Island (UHI) di Bandung, penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas desain pasif historis dengan menganalisis hubungan antara kondisi termal fisik ruang kelas dan persepsi subjektif siswa. Kebaruan studi ini terletak pada fokusnya terhadap bangunan pendidikan bersejarah, mengisi kesenjangan riset yang umumnya dilakukan pada bangunan modern. Dengan menggunakan pendekatan metode gabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini membandingkan dua ruang kelas (9A dan 9B) yang dipilih karena memiliki kondisi termal paling kontras. Data termal objektif (kecepatan angin, indeks WBGT, kelembapan relatif, suhu udara, paparan radiasi, dan titik embun) diukur secara simultan dengan data persepsi subjektif siswa yang dikumpulkan melalui kuesioner berbasis standar ASHRAE 55 serta skala Likert yang telah teruji reabilitasnya dengan nilai Cronbach's Alpha (? ? 0.7). Analisis data dilakukan menggunakan statistik non-parametrik untuk menguji perbedaan dan hubungan antar variabel. Hasil utama menunjukkan sebuah paradoks yang signifikan: ruang kelas 9B, yang secara objektif terbukti lebih sejuk dengan sirkulasi udara lebih baik, justru dipersepsikan oleh siswa lebih hangat dan kurang nyaman dibandingkan kelas 9A yang secara fisik lebih panas. Analisis mendalam mengungkapkan bahwa fenomena ini disebabkan oleh faktor non-termal yang dominan, yaitu: (1) kepadatan spasial yang sangat tinggi di kelas 9B yang menciptakan stres psikologis, dan (2) pengaruh adaptasi psikologis (thermal alliesthesia dan habituation). Temuan ini sejalan dengan kerangka Model Kenyamanan Adaptif yang menjelaskan bahwa tidak terdapat korelasi langsung antara data fisik dan persepsi subjektif karena kuatnya pengaruh adaptasi perilaku serta psikologis pengguna. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada lingkungan belajar berventilasi alami, persepsi kenyamanan merupakan fenomena multifaktorial, seperti faktor spasial, arsitektural, dan psikologis dapat lebih berpengaruh dibandingkan parameter termal fisik semata. Temuan ini memberikan kontribusi penting dengan menyajikan bukti empiris mengenai batas efektivitas desain pasif pada bangunan bersejarah sekaligus menguatkan relevansi Model Kenyamanan Adaptif dalam konteks iklim tropis yang berubah.