Cekungan Banyumas merupakan cekungan sedimen pada bagian selatan Jawa
Tengah, Indonesia. Penemuan rembesan minyak pada Cekungan Banyumas
merupakan bukti bahwa batuan induk hidrokarbon telah terbentuk. Tebalnya
endapan vulkanik di area studi menyebabkan penggunaan metode seismik
konvesional kurang optimum. Untuk melihat ketebalan sedimen dan juga struktur
geologi yang ada di bawah permukaan, digunakan metode Passive Seismic
Tomography (PST) untuk mencitrakan struktur kecepatan bawah permukaan 3-D
Vp, Vs dan Vp/Vs. Studi ini menggunakan 70 stasiun borehole seismograf dengan
durasi perekaman selama 177 hari. Total 354 event menghasilkan 9,370 fase
gelombang P dan 9368 fase gelombang S yang digunakan untuk inversi tomografi
waktu tempuh. Model kecepatan awal pada lapisan kerak dangkal menggunakan
data checkshot sumur Jati-1. Uji resolusi dengan Checkerboard Resolution Test
(CRT), Diagonal Resolution Element (DRE) dan Derivative Weight Sum (DWS)
menunjukkan bahwa area studi dapat teresolusi dengan baik. Validasi hasil inversi
tomografi dilakukan dengan menggunakan hasil penelitian geologi, anomali gaya
berat residual, dan penampang seismik konvensional. Penampang vertikal dari hasil
inversi tomografi menunjukkan kesesuaian yang baik dengan penampang seismik
konvensional dan diinterpretasi berdasarkan kontrol dari sumur Jati-1. Penampang
horizontal menunjukkan kesesuaian yang baik dengan peta geologi regional, model
struktur geologi dan anomali residual gaya berat pada area penelitian. Struktur
antiklin yang dapat berperan sebagai perangkap struktur bagi sistem petroleum
Cekungan Banyumas dapat dicitrakan dengan baik. Metode tomografi waktu
tempuh juga berhasil mencitakan kedalaman batuan dasar yang tidak dapat
dicitrakan oleh metode seismik konvensional. Kedalaman batuan dasar yang
diperoleh berdasarkan hasil dari studi ini adalah pada rata-rata kedalaman 8000m.