digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800




BAB 2 Faiq Iftirul Mahlidah
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 3 Faiq Iftirul Mahlidah
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 4 Faiq Iftirul Mahlidah
Terbatas Alice Diniarti
» ITB



Penentuan orbit dan propagasi untuk satelit yang beroperasi di orbit rendah Bumi (LEO) perlu mempertimbangkan efek hambatan atmosfer, yang bergantung pada aktivitas Matahari dinyatakan dalam indeks F10.7 dan aktivitas geomagnetik dinyatakan dalam indeks Dst. Data kerapatan atmosfer digunakan model atmosfer MSIS-E-90. Analisis gangguan orbit pada satelit LAPAN A2 dan LAPAN A3 akibat variasi kerapatan atmosfer saat badai geomagnet kelas kuat terjadi, tepatnya pada tanggal 8 September 2017 dan 26 Agustus 2018 dilakukan oleh penulis dalam tugas akhir ini. Dari hasil pengolahan data diketahui penurunan nilai indeks F10.7 menyebabkan nilai kerapatan atmosfer ikut turun. Lain halnya dengan indeks Dst yang cenderung turun menyebabkan peningkatan nilai kerapatan atmosfer. Saat badai terjadi, satelit LAPAN A2 dan LAPAN A3 mengalami perubahan elemen orbit. Namun, satelit LAPAN A3 yang memiliki orbit polar lebih sensitif terhadap dampak badai sehingga satelit mengalami peningkatan anomali orbit. Satelit LAPAN A3 dengan orbit polarnya juga mengalami penurunan nilai setengah sumbu panjang lebih cepat daripada satelit LAPAN A2 yang memiliki orbit ekuatorial. Untuk perubahan eksentrisitas, kedua satelit memiliki orbit yang hampir lingkaran sehingga nilai eksentrisitas kedua satelit tidak banyak berubah. Selain itu, satelit dengan ketinggian yang semakin rendah akan memiliki nilai koefisien balistik yang semakin tinggi menyebabkan satelit mengalami peluruhan ketinggian semakin cepat, sesuai dengan kerapatan atmosfer yang meningkat seiring penurunan ketinggian menyebabkan nilai percepatan drag meningkat.