digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Sariuly Sibarani
PUBLIC Resti Andriani

PT Antam, Tbk UBPE Pongkor vein Kubang Cicau B akan berakhir pada level 475 mdpl. Hal ini dikarenakan, PT Antam, Tbk UBPE Pongkor saat ini menambang dibawah level muka air tanah sungai Cikaniki yaitu pada level 500 mdpl. Penambangan Pongkor memiliki resiko besar yang berpotensi merugikan perusahaan jika melanjutkan investasi penambangan ke level < 475 mdpl. Distribusi kadar bijih vein Kubang Cicau B dan kendala air tanah pada level < 475 mdpl semakin mengalami peningkatan dengan bertambahnya kedalaman penambangan. PT Antam, Tbk UBPE Pongkor melakukan evaluasi nilai keekonomian dengan menggunakan yaitu break even cut-off grade (BECOG) dan discounted cash flow. Kedua metode tersebut terdapat kelemahan dalam menentukan NPV karena mengabaikan potensi cut-off grade yang optimum, fleksibilitas keputusan management dan fluktuasi perubahan harga yang mungkin terjadi selama umur tambang. Perlunya pengkajian lebih detail mengenai nilai optimum cut-off grade yang dapat memaksimalkan nilai ekonomi produksi suatu badan bijih dengan metode optimum cut-off grade. Selanjutnya, perlu dievaluasi nilai ekonomis dari produksi badan bijih tersebut dengan memasukkan aspek ketidakpastian yaitu harga jual yang nilainya tidak tentu karena pengaruh supply – demand komoditas di pasar global dan faktor-faktor lainnya dengan metode fuzzy real option. Nilai cut-off grade hasil Optimum cut-off grade yaitu 3,01 ppm. Evaluasi ekonomi vein Kubang Cicau B pada fix cost aktual PT Antam, Tbk dengan menggunakan metode DCF menghasilkan -11.191.507, sehingga proyek tidak dapat diteruskan. Dengan metode fuzzy real option PT Antam, Tbk UBPE Pongkor akan memperoleh peningkatan NPV yang disebut expanded fuzzy NPV (EFNPV) > 0 jika menunggu selama 26 bulan dengan harga saat ini sebagai awal, menunggu 31 bulan dengan harga rata-rata sebagai harga awal, atau diakhir IUP OP menurunkan biaya fix cost sebesar 50% pada harga saat ini sebagai awal.