Kondisi jalur kereta Indonesia yang masih banyak memiliki satu jalur,
kemungkinan terjadinya tabrakan antar rangkaian kereta penumpang masih cukup
tinggi. Pada penelitian ini, dilakukan analisis respon dinamik kasus tabrakan antar
rangkaian kereta penumpang pada jalan lurus mendatar tanpa pengeraman pada
kecepatan relatif 10 m/s baik pada skenario adu depan maupun tabrakan dari
belakang dengan tujuan untuk memperoleh respon gaya dan percepatan selama
tabrakan berlangsung serta mode kegagalan yang terjadi dengan metode dinamika
benda jamak menggunakan perangkat lunak Universal Mechanism. Selain itu,
dilakukan analisis mengenai kemungkinan terjadinya tabrakan berdasarkan data
kecelakaan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan
konsekuensi terjadinya tabrakan berdasarkan percepatan kereta yang bertabrakan
menurut kriteria EN 15227: 2008.
Berdasarkan simulasi dan analisis, rangkaian kereta yang bertabrakan mengalami
mode kegagalan saw-tooth buckle, baik pada skenario adu depan maupun tabrakan
dari belakang. Gaya antar muka antar lokomotif pada kasus adu depan memiliki
puncak sebesar 8 MN selama 60 ms, sedangkan puncak gaya antar muka antara
lokomotif dengan kereta pada kasus tabrakan dari belakang sebesar 4,4 MN selama
100 ms. Gaya antar kereta baik yang terjadi pada kasus adu depan maupun tabrakan
dari belakang memiliki besar rata-rata di atas kekuatan struktur kereta yaitu sebesar
1,3 MN sehingga berpotensi untuk mendeformasi plastis struktur kereta, karena
sudah melebihi kekuatan yield material kereta. Pada skenario adu depan, hampir
semua kereta rata-rata memiliki tingkat konsekuensi yang besar dengan percepatan
di atas 5g kecuali pada kereta KP, K3, dan K4. Pada skenario tabrakan dari
belakang, kereta pada rangkaian kereta penabrak memiliki percepatan di atas 5g
hanya dialami oleh kereta K9 sedangkan pada kereta pada rangkaian kereta
tertabrak hampir semua kereta mengalami percepatan di atas 5g kecuali kereta K2,
KP, dan K3 sehingga konsekuensi yang dialami kereta tertabrak lebih besar
daripada kereta penabrak. Secara keseluruhan resiko tabrakan kereta pada skenario
adu depan lebih besar daripada skenario tabrakan dari belakang karena total kereta
yang memiliki percepatan di atas 5g lebih banyak pada skenario tabrak adu depan.