digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bonifasius Dimas Adrianto
Terbatas Sandy Nugraha
» ITB

Maraknya pasar modern yang mulai menjamur di kota-kota berdampak buruk pada kegiatan ekonomi di pasar tradisional. Bangunan yang nyaman, bersih, dan kualitas barang dagangan yang lebih terjamin membuat pasar modern lebih digemari masyarakat saat ini terutama kalangan menengah keatas. Di lain sisi, Pasar Kosambi sebagai pasar yang cukup legendaris di Kota Bandung dengan tingkat pelayanan skala kota, saat ini dapat dibilang mulai mati karena setiap harinya pembeli yang datang mulai sepi, dari satu basemen dan enam lantai hanya lantai basemen dan lantai dasar yang aktif berkegiatan, itupun dari kios yang tersedia pada lantai tersebut masih banyak yang tidak diisi pedagang. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan ulang pada Pasar Kosambi agar pasar legendaris yang berada di Jl. Jendral Ahmad Yani ini dapat tetap hidup. Proyek berjudul Redesain Pasar Kosambi ini diprakarsai oleh PD Pasar Bermartabat Kota Bandung dengan luas tapak sebesar 11.600 m2. Proyek ini membawa konsep dasar ‘Revitalisasi Pasar Tradisional sebagai Ruang Publik’ atau pasar tradisional sebagai ruang publik dengan tujuan ingin membuat pasar tradisional dapat selalu hidup dengan menyediakan ruang untuk publik dapat beraktivitas. Ruang publik akan ditambahkan ke dalam pasar untuk memberikan ruang baru yang terbuka dan fleksibel pada pasar agar dapat terjadi aktivitas lain selain jual beli. Ruang publik ini diharapkan dapat membuat pasar menjadi lebih hidup dengan banyak kegiatan publik yang dapat diwadahi di pasari ini. Selain itu, ruang publik ini dapat mengganti stigma masyarakat mengenai pasar yang kotor menjadi pasar yang menyenangkan dan dapat menjadi tempat untuk rekreasi dan relaksasi. Pada akhirnya ekonomi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah dapat bertumbuh jika Pasar Kosambi selalu hidup.