digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yanita Mila Ardiani
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Bangunan baru hadir untuk memfasilitasi kebutuhan kota, namun seringkali kehadirannya tidak memperhatikan keberadaan peninggalan bangunan-bangunan bersejarah di sekitarnya, sehingga merusak citra kawasan yang telah terbentuk. Hal ini dialami pula oleh Kota Surabaya yang mengalami pertumbuhan pesat terutama di pusat kota, dalam kasus ini gedung bersejarah Balai Pemuda sebagai landmark kawasan Pemuda. Berbagai kegiatan seni seringkali tidak dapat termuat di dalam bangunan baru berupa gedung art performance. Gedung Balai Pemuda diapit beberapa bangunan bersejarah yang dibangun berbeda era sehingga memiliki bentuk fasade beragam. Dengan kondisi seperti itu maka bangunan baru harus merupakan background kawasan namun tetap mencirikan kedinamisan anak muda sebagai penanda fungsi di dalamnya. Dari kondisi terssebut maka pendekatan desain bangunan baru yang digunakan adalah compatible kontras. Pendekatan desain compatible mengambil elemen-elemen visual setempat yang menjadi tanda kontekstual kawasan. Elemen-elemen visual tersebut dikomposisi ulang secara acak sehingga terlihat sedikit berbeda tampilan fasadenya dengan bangunan eksisting sekitar. Perancangan ini tak terlepas dari preservasi gedung Balai Pemuda yang dikembalikan ke fungsi awal sebagai lounge dan area dansa, sehingga bangunan baru tersebut mendukung aktivitas seni di dalamnya. Diharapkan dengan adanya bangunan baru tersebut dapat menambah landmark sosial di kompleks selain landmark Budaya yang kini telah ada.