digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Prisca Bicawasti Budi Sutanty
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Penelitian didasari pada adanya perubahan orientasi desa agraris menjadi desa wisata yang berpengaruh pada permukiman tradisional jawa. Desa wisata mengunggulkan nilai budaya dengan makna dan pakem yang mendalam tentang nilai leluhur budaya dan adat Jawa. Dalam upaya merespon peluang, penduduk lokal melakukan beberapa penyesuaian perubahan atau transformasi baik dalam skala dalam rumah dan skala lingkungan untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan wisatawan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada skala dalam rumah dan skala lingkungan. Dari tujuan yang cukup luas cakupannya, dibutuhkan pembahasan yang lebih mendalam dengan pengelompokkan pembahasan berdasarkan lingkup area yang bertransformasi dan jenis rumah tradisional. Sehingga pembahasan penelitian ini mencakup perubahan fungsi pada skala dalam rumah tradisional dengan kategori rumah tinggal dan rumah pertemuan; perubahan teritori pada skala dalam rumah saat keseharian (low season) dan saat berlangsung aktivitas pariwisata (peak season); serta mengetahu perubahan pada skala lingkungan setelah menjadi desa wisata saat keseharian (low season) dan saat berlangsung aktivitas pariwisata (peak season). Kasus studi diambil dari enam desa wisata di Kabupaten Sleman D. I. Y. Yogyakarta, yaitu Desa Wisata Brayut, Gabugan, Kelor, Pancoh, Pentingsari, dan Tanjung. Terdapat 60 rumah tradisional sebagai objek studi, 47 diantaranya merupakan rumah tinggal dan 13 lain merupakan rumah pertemuan. Pemilihan desa wisata ini berdasarkan ada tidaknya rumah tradisional Jawa yang menjadi tempat berlangsungnya aktivitas pariwisata. Rumah tradisional Jawa yang dipilih memprioritaskan tingginya nilai yang dimiliki yaitu dari rumah joglo, limasan, dan kampung. Dalam pengambilan data, teknik sampling menggunakan purposive sampling sehingga peneliti dapat memilih responden yang dianggap memiliki informasi untuk mencapai tujuan penelitian. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara accidential yaitu pemilihan berdasarkan kondisi yang ada di lapangan. Pada metode pengambilan data dilakukan adalah teknik Mix Method gabungan dari metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dimulai dengan metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara awal. Selanjutnya penelitian dilangsungkan dengan metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner wawancara. Sementara metode analisis data yang digunakan adalah analisis campuran atau mixed-methods. Metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi ruang dalam rumah dan ruang luar permukiman (lingkungan). Sementara metode kuantitatif digunakan untuk melakukan analisis distribusi frekuensi atas perubahan yang terjadi. Hasil dari penelitian adalah ditemukannya perubahan atau transformasi pada skala dalam rumah dan skala lingkungan. Perubahan fungsi skala dalam rumah dipengaruhi oleh adanya perubahan fisik yang dapat terjadi pada ruang dalam dan ruang luar di rumah tinggal dan rumah pertemuan. Bentuk perubahan fisik dapat dikategorikan sebagai letak perubahan, ragam perubahan atau jumlah perubahan, letak sisi penambahan, dan letak sifat penambahan. Ditinjau dari perubahan teritori pada skala dalam rumah, seluruh rumah tinggal mengalami perubahan teritori. Sementara perubahan teritori tidak terjadi pada rumah pertemuan dan rumah tinggal yang seluruhnya sudah digunakan sebagai tempat berlangsung aktivitas pariwisata. Pada perubahan skala lingkungan, perubahan terjadi dengan adanya penambahan arah dan tanda; fasilitas pendukung; titik bangunan pertemuan; titik lapangan pertemuan; sawah, perkebunan, dan peternakan; serta sungai dan tambak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perubahan atau tranformasi dipengaruhi oleh kebutuhan penghunian pada rumah tinggal dan kebutuhan pariwisata pada rumah pertemuan. Adanya kebutuhan akan ruang tersebut yang membuat penghuni dan pengurus desa wisata melakukan perubahan fisik pada rumah tinggal dan rumah pertemuan baik di dalam ruang maupaun di luar ruang. Adanya perubahan fungsi juga menjadi dasar perubahan teritori yang terjadi jika dibandingkan pada saat keseharian (low season) dan saat berlangsung aktivitas pariwisata (peak season). Perubahan skala lingkungan seutuhnya terjadi karena adanya permintaan dan pemenuhan kebutuhan wisatawan. Kelestarian akan permukiman tradisional mencakup ruang dalam rumah dan ruang luar permukiman sedini mungkin harus dikoordinir oleh pihak terkait. Karena hanya ditemukan sebagian kecil penghuni rumah tinggal tradisional Jawa sadar akan pentingnya mempertahankan kelestarian rumah tradisional.