Perpustakaan Digital ITB

Ketahanan pangan adalah isu kompleks yang dihadapi Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia. Masalah ini tidak dapat diselesaikan pada satu bagian dari sistem pangan saja, karena sistem pangan di Indonesia memiliki rantai pasok pangan yang panjang. Salah satu jawaban untuk mengatasi permasalahan rantai pasok pangan ini adalah penghimpunan berbagai proses pangan ke satu lokasi. Proyek ini disebut sebagai Urban Food Hub, yaitu suatu proyek yang memadukan fungsi urban farm dan pasar sehingga lokasi produksi pangan menjadi dekat dengan konsumen, proses distribusi diperpendek dan disederhanakan, serta perdagangan dengan harga dan kualitas produk yang lebih baik bagi konsumen maupun produsen dapat terjadi baik. Proyek ini berlokasi di Jalan Ciroyom Barat, Kota Bandung dengan menempati lahan seluas 14.000m2, menggantikan Pasar Ciroyom. Isu perancangan yang menjadi fokus perancangan adalah bagaimana dua fungsi utama pada proyek ini dapat berfungsi dengan baik, yaitu kebersihan dan kenyamanan pasar, pengintegrasian fungsi pasar dan pertanian, serta integrasi fungsi pertanian dalam arsitektur. Konsep utama yang diterapkan untuk menjawab isu-isu ini adalah konsep agritecture, yaitu pengintegrasian pertanian pada praktik arsitektur, seperti desain permakultur dan green roofs. Selain itu, rancangan juga berfokus pada pengaturan tata letak, zonasi, sirkulasi, drainase, dan pengolahan sampah agar fungsi pasar dapat dilakukan secara efisien dan nyaman baik untuk pedagang ataupun pengunjung. Lokasi tapak dibagi menjadi tiga zona secara memanjang ke arah utara-selatan dengan pasar grosir di sisi utara tapak, food court di sisi selatan, dan massa utama di zona tengah. Massa utama tersebut dibagi menjadi 3 zona per lantainya. Zona pasar eceran di lantai dasar, restoran di lantai 2, dan zona pertanian di lantai 3. Ketiga lantai disusun membentuk sengkedan yang dicerminkan, sehingga terbentuk skylight di tengah pasar agar pasar tidak terkesan gelap.