ABSTRAK Syafik Adiar Muzaki
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Pantai memiliki garis batas pertemuan antara daratan dan air laut yang posisinya
dapat berpindah akibat pasang surut air laut dan abrasi. Salah satu daerah di
Indonesia yang mengalami perubahan garis pantai cukup signifikan terjadi di pantai
Desa Rawaurip, Bendungan, Pangenan, Ender, Kalipasung, hingga Desa Gebang
Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Di belakang garis pantai tersebut terdapat
sejumlah tambak garam dan beberapa fasilitas milik masyarakat yang akan terkena
dampak jika terjadi abrasi. Selain itu, terdapat struktur eksisting yang perlu
dianalisis pengaruhnya terhadap perubahan garis pantai tersebut. Untuk
menanggulangi permasalahan abrasi yang terjadi, maka diperlukan suatu
perencanaan bangunan pengaman pantai.
Dilakukan pemodelan tahunan seiring bertambahnya struktur eksisting dan
pemodelan 10 tahun untuk memprediksi perubahan garis pantai menggunakan
modul Nearshore Evolution Modeling System (NEMOS) yang terdapat dalam
program Coastal Engineering Design and Analysis System (CEDAS). Dalam modul
tersebut terdapat beberapa submodul yang berkaitan satu sama lain. Dari pemodelan
tahunan didapatkan bahwa struktur eksisting di pantai Desa Rawaurip, Bendungan,
Pangenan, dan Ender dapat melindungi bagian pantai di belakang struktur dengan
adanya sedimentasi. Selain itu, terjadi erosi di pantai Desa Kalipasung dan Desa
Gebang Kulon sehingga dilakukan perencanaan struktur di Desa tersebut.
Perencanaan struktur dilakukan dengan memodelkan beberapa alternatif bangunan
pengaman pantai yaitu groin, breakwater, dan revetment. Didapatkan hasil bahwa
bangunan pengaman pantai yang sesuai yaitu breakwater yang ditempatkan sejauh
148 m dari garis pantai dengan konfigurasi sebanyak 7 buah, jarak antar breakwater
17 m, dan panjang 225 m. Struktur breakwater terdiri dari lapisan armor, filter, dan
core yang tersusun dari batu alam dengan ukuran yang berbeda-beda.