digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurul Muhlisah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Cisomang merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh proyek pembangunan infrastruktur transportasi Jakarta-Bandung, beberapa tempat di daerah ini berada pada Formasi Jatiluhur dan memiliki karakteristik tanah yang didominasi oleh tanah serpih (shale). Tanah serpih (shale) memiliki sifat yang unik yaitu mengalami degradasi kuat geser seiring dengan waktu, khususnya jika terpapar udara setelah digali. Kondisi degradasi kuat geser diperburuk dengan siklus kering-basah tanah. Siklus ini dipengaruhi oleh properti hidrolik tanah baik pada keadaan jenuh maupun pada keadaan tak jenuh. Dalam keadaan jenuh, properti hidrolik tanah adalah kadar air kondisi jenuh dan permeabilitas kondisi jenuh. Dalam keadaan tak jenuh, properti hidrolik tanah adalah soil-water characteristic curve (SWCC) dan fungsi permeabilitas tanah. Sebagai bagian untuk memahami perilaku tanah serpih (shale) di daerah Cisomang, maka perlu diketahui soil-water characteristic curve (SWCC) dan fungsi permeabilitas tanah shale di daerah Cisomang. Pada penelitian ini digunakan metode kertas saring (filter paper) untuk memperoleh SWCC yaitu kurva kadar air gravimetrik terhadap matric suction. Metode pengukuran SWCC dengan kertas saring dilakukan dengan menempelkan kertas saring dengan tanah selama durasi tertentu. Selama durasi tersebut akan terjadi proses penyeimbangan, sehingga matric suction di kertas saring akan sama dengan matric suction di tanah. Uji susut (shrinkage test) dilakukan untuk mendapatkan kurva susut (shrinkage curve). Kurva susut ini bersama dengan hasil pengujian dengan kertas saring akan menghasilkan SWCC hasil pengukuran. Permeabilitas jenuh diperoleh dari pengujian flexible wall permeameter. Fungsi permeabilitas dihitung secara tidak langsung dengan metode Fredlund dan Rahardjo (1993) menggunakan SWCC dan permeabilitas kondisi jenuh. Setelah dilakukan penelitian dengan melakukan pengujian filter paper dan pengujian penyusutan tanah, SWCC diplot dalam tiga plot: (i) SWCC dalam kadar air gravimetrik terhadap matric suction; (ii) SWCC dalam kadar air volumetrik terhadap matric suction, dan (iii) SWCC dalam derajat saturasi terhadap matric suction. Kurva susut menunjukkan bahwa batas susut tanah adalah wGs 0,39. Ketiga plot SWCC ini membentuk kurva melengkung dari matric suction terkecil hingga terbesar. Parameter fitting curve Fredlund dan Xing (1994) adalah: (i) Untuk SWCC dalam kadar air gravimetrik terhadap matric suction: a = 4,81 × 1010, n = 0,502, m = 3785,07 dengan nilai air-entry value (AEV) 750 kPa dan kemiringan kurva sebesar 13,81 %kPa ; (ii) SWCC dalam kadar air volumetrik terhadap matric suction: a = 1,16 × 104 , n = 0,86, m = 1,73, dengan nilai air-entry value (AEV) sebesar 1600 kPa dan kemiringan kurva sebesar 0,08 kPa-1 dan (iii) SWCC dalam derajat saturasi terhadap matric suction: a = 1,05 × 104, n = 4,03 dan m = 0,31 dengan nilai air-entry value (AEV) sebesar 6900 kPa dan kemiringan kurva sebesar 71,44 %kPa. Dari pengujian flexibel wall permeameter diperoleh nilai permeabilitas kondisi jenuh (ks) sebesar 2,09 × 10-9 m/det. Dalam fungsi permeabilitas nilai permeabilitas bervariasi dari nilai permeabilitas jenuh (ks) sebesar 2,1 × 10-9 dan menurun hingga 8,4 × 10-15 m/det dengan bertambahnya nilai matric suction.