digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

COVER Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Dahlia Permatasari
PUBLIC yana mulyana

Latar Belakang dan Tujuan: Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang mempunyai aktivitas antiinflamasi tetapi stabilitas dan bioavaibilitasnya rendah. Penelitian sebelumnya telah berhasil melakukan formulasi nanoemulsi kurkumin dengan baik menggunakan cremophor RH40 sebagai surfaktan. Karena masalah resiko efek yang tidak baik pada penggunaan jangka panjang cremophor RH40, maka pada penelitian ini dibuat nanoemulsi yang sama tetapi menggunakan Tween 20 sebagai surfaktan untuk sediaan transdermal dan diuji efek antiinflamasinya pada model inflamasi akut dan kronik. Metode: Nanoemulsi kurkumin dibuat dengan metode self nano emulsification menggunakan GMO:Tween 20:PEG 400 = 1:8:1 sebagai fase minyak dengan optimasi jumlah kurkumin yang dapat dijerat. Karakterisasi nanoemulsi meliputi ukuran globul, indeks polidispersitas, morfologi, efisiensi penjeratan dan karakteristik termalnya. Formula nanoemulsi yang paling baik diuji stabilita pada suhu ruang, 70°C dan uji freeze thaw kemudian diformulasi menjadi gel dengan penambahan mentol sebagai peningkat penetrasi. Difusi gel diuji secara in vitro dan aktivitas antiinflamasi diuji secara in vivo pada hewan model inflamasi akut yang diinduksi dengan karagenan dan model inflamasi kronik yang diinduksi dengan Complete Freund’s Adjuvant (CFA) serta ditentukan keamanan penggunaannya melalui uji iritasi pada kulit punggung kelinci. Hasil: Uji freeze thaw dan stabilita pada suhu ruang menunjukkan bahwa formula optimum nanoemulsi mengandung 10 mg kurkumin per 1 g fase minyak yang dibuat dengan menggunakan Tween 20 sebagai surfaktan stabil. Jumlah kumulatif kurkumin yang permeasi dari gel nanoemulsi kurkumin yang dibuat dengan penambahan mentol 1% meningkat sampai 10,18 kali dibandingkan terhadap gel kurkumin. Gel nanoemulsi kurkumin dengan penambahan mentol 1% dapat menghambat pembentukan radang akut secara bermakna (p<0,05) dan memberi efek antiradang sebanding dengan gel natrium diklofenak 1%. Pada uji terhadap radang kronik, gel nanoemulsi kurkumin yang mengandung mentol 1% menghambat pembentukan radang lebih tinggi dibandingkan formula gel yang lain dan tidak bersifat mengiritasi kulit. Kesimpulan: Tween 20 dapat digunakan sebagai surfaktan pada nanoemulsi dengan tujuan penggunaan topikal dalam jangka waktu yang lama. Gel nanoemulsi kurkumin dengan penambahan mentol 1% mampu meningkatkan jumlah kurkumin yang permeasi dan memiliki efek antiinflamasi pada model inflamasi akut tanpa menimbulkan iritasi pada kulit.