digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mulut merupakan habitat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang dapat memicu gangguan jika kebersihan mulut tidak terjaga. Salah satu upaya menjaga kebersihan mulut adalah dengan menggunakan mouthwash. Saat ini masih banyak beredar obat kumur yang mengandung alkohol padahal penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat menimbulkan beberapa efek samping setelah pemakaian. Di sisi lain terdapat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri mulut seperti ekstrak siwak dan minyak cengkeh. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang kurang stabil sehingga pada penelitian ini akan dikembangkan formula nanoemulsi minyak cengkeh dengan penambahan ekstrak siwak. Formula nanoemulsi akan diuji aktivitas antibakteri terhadap saliva mencit dengan menentukan konsentrasi hambat minimum dari nanoemulsi. Pada karakterisasi nanoemulsi, diperoleh nanoemulsi dengan ukuran 22,4 nm dengan indeks polidispersitas 0,385, zeta potensial -2,1 mV dan pH 7,15. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa formula nanoemulsi minyak cengkeh dan formula akhir memiliki konsentrasi hambat minimum terhadap bakteri saliva mencit sebesar 6,25 mg/ml. Hal ini disebabkan karena konsentrasi hambat minimum dari minyak cengkeh adalah 6,25 mg/ml sedangkan dari ekstrak siwak adalah 12,5 mg/ml sehingga dengan jumlah ekstrak dalam formula akhir tidak bisa menurunkan konsentrasi hambat minimum nanoemulsi. Hasil uji stabilita menunjukkan bahwa nanoemulsi stabil terhadap 2 siklus beku-cair dan masih dapat diterima pada penyimpanan selama 4 minggu dalam suhu 4°C. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa formula yang dikembangkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri saliva mencit BALB/c dan memiliki stabilitas yang cukup baik selama 4 minggu dengan suhu penyimpanan 4°C.