Mulut merupakan habitat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang dapat memicu gangguan jika
kebersihan mulut tidak terjaga. Salah satu upaya menjaga kebersihan mulut adalah dengan
menggunakan mouthwash. Saat ini masih banyak beredar obat kumur yang mengandung alkohol
padahal penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat menimbulkan beberapa efek samping
setelah pemakaian. Di sisi lain terdapat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri mulut seperti ekstrak siwak dan minyak cengkeh. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri
yang kurang stabil sehingga pada penelitian ini akan dikembangkan formula nanoemulsi minyak
cengkeh dengan penambahan ekstrak siwak. Formula nanoemulsi akan diuji aktivitas antibakteri
terhadap saliva mencit dengan menentukan konsentrasi hambat minimum dari nanoemulsi. Pada
karakterisasi nanoemulsi, diperoleh nanoemulsi dengan ukuran 22,4 nm dengan indeks
polidispersitas 0,385, zeta potensial -2,1 mV dan pH 7,15. Hasil uji aktivitas antibakteri
menunjukkan bahwa formula nanoemulsi minyak cengkeh dan formula akhir memiliki konsentrasi
hambat minimum terhadap bakteri saliva mencit sebesar 6,25 mg/ml. Hal ini disebabkan karena
konsentrasi hambat minimum dari minyak cengkeh adalah 6,25 mg/ml sedangkan dari ekstrak
siwak adalah 12,5 mg/ml sehingga dengan jumlah ekstrak dalam formula akhir tidak bisa
menurunkan konsentrasi hambat minimum nanoemulsi. Hasil uji stabilita menunjukkan bahwa
nanoemulsi stabil terhadap 2 siklus beku-cair dan masih dapat diterima pada penyimpanan selama
4 minggu dalam suhu 4°C. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa formula yang dikembangkan
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri saliva mencit BALB/c dan memiliki stabilitas yang
cukup baik selama 4 minggu dengan suhu penyimpanan 4°C.