ABSTRAK Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Mery Rosita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Walaupun pandemi COVID-19 telah dinyatakan berakhir, deteksi dini terhadap penyakit tersebut masih harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa tersebut terulang kembali. Oleh karena itu, dibutuhkan kit diagnostik yang memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Salah satu kit diagnostik yang bisa dikembangkan adalah kit diagnostik berbasis Fluorescence Resonance Electron Transfer (FRET). Dalam pengujian berbasis FRET diperlukan biosensor yang dapat menghasilkan fluorescence. Oleh karenanya, dalam penelitian ini dikembangkan antibodi poliklonal IgY terkonjugasi carbon nanodots kurkumin (Ab-CDs kur) melalui kopling amina-amina dengan glutaraldehida untuk mendeteksi antigen SARS-CoV-2 berbasis FRET. Antibodi IgY dikonjugasikan dengan CDs-kur melalui metode kopling amina-amina menggunakan glutaraldehida dan dikarakterisasi spektrum emisi fluorescence. Kemudian, Ab-CDs kur digunakan sebagai donor dan graphene oxide (GO) digunakan sebagai akseptor untuk menghasilkan efek FRET. Untuk mendapatkan efek FRET yang paling optimum dilakukan perlakuan dengan variasi konsentrasi GO (0; 2,5; 5; 7,5; 10 ?g) dan durasi inkubasi (5-55 menit). Selanjutnya, dilakukan uji linearitas dengan menggunakan antigen SARS-CoV-2 dengan rentang konsentrasi antigen 50-2000 ng/mL). Hasil konjugasi CDs kur dan antibodi menunjukkan adanya redshift pada puncak emisi ketika tereksitasi pada gelombang 275 nm. Dari penelitian ini didapatkan bahwa konsentrasi GO 10 ?g dengan durasi inkubasi selama 5 menit mampu menghasilkan efek FRET terhadap Ab-CDs kur dengan quenching efficiency (QE%) sebesar 60%. Rentang konsentrasi antigen berhubungan linear terhadap intensitas fluorescence yang dihasilkan Ab-CDs kur (R2 = 0,9774) dengan konsentrasi antigen paling optimum sebesar 2000 ng/mL. Hasil ini menunjukkan bahwa antibodi IgY berhasil dikonjugasikan dengan CDs kur melalui kopling amina-amina dengan glutaraldehida dan Ab-CDs kur dapat digunakan untuk mendeteksi antigen SARS-CoV-2 melalui immunoassay berbasis FRET.