digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Debi Safari Yogaswara
PUBLIC Alice Diniarti

Pada penelitian ini dilakukan perumusan persamaan empiris magnitudo lokal (ML) dan coda (Mc) untuk wilayah Selat Sunda dan Jawa bagian Barat yang bertujuan untuk memperbaharui perumusan magnitudo lokal (ML) yang digunakan oleh BMKG. Perumusan magnitudo lokal dan coda ini dikembangkan berdasarkan 1088 data amplitudo maksimum dari 158 event gempa serta 119 data waktu coda dari 34 event gempa yang tercatat pada 14 stasiun seismik di sekitar Selat Sunda dan Jawa bagian Barat. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan picking waktu tiba gelombang P, gelombang S, amplitudo maksimum fasa gelombang S dan waktu coda. Hasil yang diperoleh akan diubah dalam bentuk magnitudo, sehingga nilai koefisien pada persamaan dasar magnitudo dapat ditentukan dengan inversi linier. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa formulasi ML untuk wilayah Selat Sunda dan Jawa bagian Barat adalah ????????=log(????)+1,154log (????)+0,0035?????2,3416, dengan A adalah amplitudo dari ground displacement pada komponen vertikal (nanometer), nilai amplitudo diukur setelah sinyal disimulasikan pada seismogram Wood-Anderson dan r merupakan jarak hiposenter (km). Nilai parameter b (0,0035) yang diperoleh cukup kecil, menandakan bahwa daerah Selat Sunda dan Jawa bagian Barat memiliki tingkat atenuasi yang cukup rendah. Dari nilai koreksi stasiun yang diperoleh menunjukkan bahwa amplifikasi di sebagian besar lokasi stasiun seismik di sekitar Selat Sunda dan Jawa bagian Barat cukup tinggi. Rendahnya atenuasi dan tingginya amplifikasi kemungkinan berkaitan dengan kondisi geologi daerah penelitian yang didominasi oleh endapan dan batuan lunak, seperti endapan alluvial, endapan dan batuan sedimen, serta batuan vulkanik. Berdasarkan perbandingan nilai magnitudo lokal yang dihasilkan pada penelitian ini terhadap magnitudo lokal hasil pengolahan BMKG dapat disimpulkan bahwa perumusan magnitudo lokal hasil penelitian ini cukup konsisten dan lebih cocok diterapkan karena dibuat berdasarkan data-data di lokasi penelitian. Selanjutnya persamaan empiris magnitudo coda yang diperoleh adalah ????????=0,8290log(????????????????????)+0,0004 ????+2,9931, dengan ???????????????????? merupakan durasi antara deteksi fasa P dan waktu habisnya energi gelombang S dan r merupakan jarak hiposenter (km). Namun perumusan magnitudo coda ini kurang representatif dan tidak bisa diterapkan karena perbedaan nilai magnitudo coda terhadap nilai magnitudo lokal pada event yang sama cukup besar.