digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Imam Prasetyo
PUBLIC Sandy Nugraha

Indonesia merupakan kawasan yang memiliki potensi resiko gempa bumi yang cukup tinggi. Guna mengantisipasi hal tersebut, berbagai pedoman dan teknologi dibuat agar keselamatan pengguna dapat terjaga. Namun, di sisi lain, jika acuanacuan tersebut diterapkan tanpa diikuti oleh proses berpikir kreatif seorang arsitek, secara tidak langsung dan perlahan akan berdampak kepada penurunan nilai dari karya-karya arsitektur itu sendiri. Sebuah karya arsitektur tidak cukup jika hanya dilihat efisien, ekonomis dan baik dari aspek teknis, tetapi karya arsitektur harus dapat menjadi sebuah produk budaya sebuah peradaban artinya dapat berbahasa dengan ruang dan gatra, dengan garis dan bidang, dengan bahan material dan suasana tempat (Mangunwijaya, 1995). Oleh karena itu, tesis yang mengambil studi kasus desain Masjid Jami Nurul Hasanah dan Fasilitas Pendukungnya di Kota Palu ini berupaya untuk merumuskan kriteria arsitektur tahan gempa dengan tetap mempertimbangkan karya arsitektur sebagai sebuah objek melalui pendekatan tektonika arsitektur. Pendekatan tahan gempa yang digunakan adalah pendekatan dalam perspektif arsitektur yang bukan mengarah kepada perhitungan struktur, optimalisasi desain maupun proses struktural tetapi lebih kepada respon morfologi bangunan dan konfigurasi spasial dalam desain (Giuliani, 2000). Sedangkan pendekatan tektonika arsitektur dicapai melalui berbagai cara dan sangat terkait dengan desain struktur, konstruksi, seni merangkai komponen dan materialitas. Dalam tesis ini dapat diketahui bahwa mendesain di daerah rawan gempa aspek struktural harus dipertimbangkan sejak awal proses desain untuk mengintegrasikan batasan struktural terhadap aspek arsitektural. Secara intuitif, struktur bangunan dieksplorasi dan didesain non-konvensional, sedangkan pendekatan tektonika arsitektur menjadikan Kernform=Kunstform (coreform=artform) dan menganggap keindahan adalah buah dari stabilitas struktur serta eksplorasi elemen-elemennya seperti sambungan. Desain elemen tersebut selain berfungsi sebagaimana gaya yang berlaku, juga memberikan nilai tambah secara estetis maupun secara filosofis. Keindahan bersifat jujur dan tidak bersifat dekoratif.