Latar Belakang dan tujuan: Berbagai penyakit degeneratif berkembang pesat seiring dengan
perkembangan zaman dan umumnya disebabkan oleh radikal bebas. Antioksidan adalah zat yang
dapat melawan bahaya dari radikal bebas karena mampu menghambat reaksi oksidasi akibat radikal
bebas. Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan salah satu tanaman buah yang banyak
terdapat di Indonesia yang berasal dari suku Sapindaceae. Menurut beberapa penelitian, rambutan
merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian
ini adalah menguji aktivitas antioksidan berbagai ekstrak kulit buah dari empat varietas rambutan
dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dan FRAP (Ferric Reducing Antioksidan Power)
serta melihat korelasi antara total fenol, flavonoid, dan karotenoid terhadap peredaman DPPH dan
FRAP. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan berbagai pelarut dengan
tingkat kepolaran yang berbeda. Tiap ekstrak kemudian dipantau dengan kromatografi lapis tipis
(KLT). Uji aktivitas antioksidan tiap ekstrak dilakukan dengan metode DPPH dan FRAP. Selain itu,
dilakukan juga penetapan IC50 peredaman radikal DPPH dan EC50 kapasitas FRAP, penetapan fenol
total, flavonoid total dan karotenoid total dari masing-masing ekstrak dengan menggunakan
spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak dan korelasinya dengan peredaman DPPH dan reduksi
FRAP dengan metode Pearson. Hasil: Aktivitas antioksidan tertinggi dengan metode DPPH (93,71
± 0,54 %) diberikan oleh ekstrak etanol rambutan lebak bulus, sedangkan untuk metode FRAP
(43,72 ± 1,11 %) diberikan oleh ekstrak etil asetat rambutan lebak bulus. Ekstrak etil asetat rambutan
lebak bulus memiliki IC50 terendah sebesar 3,50 µg/mL dan ekstrak etil asetat rambutan binjai
memiliki EC50 terendah sebesar 77,12 µg/mL. Kandungan fenol total tertinggi ditunjukkan oleh
ekstrak etil asetat rambutan lebak bulus (40,9 ± 2,20 g GAE/100 g), ekstrak n-heksana rambutan
binjai memiliki kandungan flavonoid total tertinggi (3,46 ± 0,34 g QE/100 g), dan kandungan
karotenoid total tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak n-heksana rambutan rapiah (0,61 ± 0,02 g BE/100
g). Kesimpulan: Kandungan fenol total dalam ekstrak kulit buah rambutan memiliki korelasi positif
dan bermakna dengan peredaman DPPH dan kapasitas FRAP (p<0,01). Senyawa golongan fenol
dalam ekstrak kulit buah empat varietas rambutan merupakan kontributor utama dalam peredaman
DPPH dan kapasitas FRAP. Peredaman DPPH ekstrak kulit buah empat varietas rambutan
memberikan hasil yang linear dengan kapasitas FRAP.
Perpustakaan Digital ITB