COVER Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ferdian Satria Mulya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Kabupaten Cilacap merupakan daerah administratif di pantai selatan Jawa yang
memiliki pelabuhan sentral dalam aktivitas ekspor dan impor. Tingkat lalu lintas yang
padat dapat meningkatkan resiko pencemaran khususnya oleh minyak. Hal tersebut
mengakibatkan daerah perairan Teluk Penyu dan sekitarnya yang berada di daerah
administrasi Kabupaten Cilacap menjadi rentan dengan pencemaran akibat tumpahan
minyak.
Tumpahan minyak dapat diidentifikasi menggunakan beberapa metode, salah satunya
dengan melakukan pengolahan data citra satelit Synthetic Aperture Radar (SAR). Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan identifikasi tumpahan minyak
dengan adaptive thresholding dan inspeksi visual pada citra Sentinel 1-A. Kecelakaan
tumpahan minyak di Teluk Penyu dan Pulau Nusakambangan bagian selatan pada tanggal
20 Mei 2015 hingga 25 Mei 2015 menjadi studi kasus pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengolahan data citra Sentinel 1-A pada tanggal 19 Mei 2015
dan 23 Mei 2015, nilai hamburan balik dari daerah gelap yang dikategorikan tumpahan
minyak pada kejadian kecelakaan di perairan Cilacap memiliki nilai diantara -17,8 dB
hingga -22,2 dB. Luasan tumpahan minyak yang teridentifikasi berdasarkan nilai
hamburan balik pada tanggal 19 Mei 2015 sebesar 1,02 km2 sedangkan pada tanggal 23
Mei 2015 mengalami perluasan menjadi 3,70 km2. Faktor oseanografis seperti angin,
pasang surut, dan arus laut dapat mempengaruhi persebaran tumpahan minyak. Kecepatan
angin saat terjadi tumpahan minyak memiliki kecepatan sebesar 5,72 m/s dari arah
tenggara sehingga mampu menggerakan tumpahan minyak ke arah yang sama. Tipe pasang
surut di perairan Cilacap adalah campuran condong ke harian ganda sehingga mampu
mempercepat penyebaran tumpahan minyak terutama di sekitar pesisir. Arus pasang surut
menggerakan tumpahan minyak ke arah barat laut saat terjadi pasang sedangkan saat surut
tumpahan minyak bergerak ke arah tenggara.