Tumbuhnya sejumlah industri besar, serta tingginya angka mobilitas kendaraan bermotor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berdampak pada peningkatan emisi gas CO2. Permasalahan ini menyoroti pentingnya vegetasi mangrove sebagai ekosistem pesisir yang tidak hanya berperan sebagai pelindung daerah pesisir, melainkan kemampuannya dalam menyerap emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi perubahan area dan luasan mangrove di Segara Anakan Cilacap tahun 2005-2045 menggunakan remote sensing dan machine learning. Selain itu, akan dihitung pula biomassa atas permukaan (AGB) dari vegetasi mangrove tahun 2025. Penelitian ini menggunakan data penginderan jauh Citra Landsat, diameter batang mangrove setinggi dada (DBH), drone photogrammetry, serta data pasang surut. Prediksi perubahan area mangrove dilakukan menggunakan metode random forest untuk mendapatkan area mangrove dari Citra Landsat 8.Sedangkan prediksi perubahan luas mangrove tahun 2045 dilakukan menggunakan metode Artificial Neural Network (ANN). Pada penentuan biomassa mangrove, terdapat dua metode yang digunakan, yaitu menggunakan persamaan alometrik dandrone photogrammetry. Sedangkan data pasang surut diolah menggunakan T-Tide guna mendapatkan nilai tunggang pasang surut dan frekuensi genangan di daerah kajian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan perubahan luas area mangrove dari tahun 2005 sebesar 9737,46 ha menjadi 9275,94 ha di tahun 2045. Selain itu, didapatkan pula nilai rata-rata biomassa atas permukaan (AGB) vegetasi mangrove dari persamaan alometrik di tahun 2025 sebesar 79,80 Mg/ha dengan stok karbon sebesar 37,51±2,20 Mg/ha. Sedangkan dari proses drone photogrammetry didapatkan nilai biomassa vegetasi mangrove atas permukaan (AGB) sebanyak 80,678 Mg/ha dengan stok karbon sebanyak 37,918 Mg/ha. Terdapat tiga jenis vegetasi mangrove yang ditemukan di daerah kajian, yaitu Ryzhopora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, dan Ryzhopora apiculata.Keberadaan mangrove jenis ini sesuai dengan zonanya yang merupakan zona mangrove tengah dengan kategori tunggang pasang surut mikrotidal senilai 0,47 m – 0,86 m dengan frekuensi genangan sebanyak 23 kali setiap bulan.
Perpustakaan Digital ITB