COVER Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Taufik Rachman Syachputra
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Jakarta merupakan Ibukota Indonesia, dimana rencana perkembangan Jakarta tentu
mempertimbangkan kondisi alam yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Salah satu
masalah yang patut menjadi sorotan dalam perkembangan Jakarta adalah seringnya terjadi
banjir saat curah hujan di Jakarta dan sekitarnya tinggi, dimana massa air akibat hujan
diangkut menuju Teluk Jakarta melalui 13 sungai yang bermuara di sana. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi variabilitas iklim yang paling
mempengaruhi di Teluk Jakarta dengan menggunakan metode besar butir untuk sampel
sedimen. Sampel sedimen diambil dari Muara Gembong yang merupakan muara dari
sungai Citarum. Sampel sedimen tersebut kemudian dianalisis besar butir rata-ratanya
menggunakan Mastersizer 2000 dan dibuat seri waktu berdasarkan kecepatan sedimentasi
dari core yang diambil. Berdasarkan uji karbon 14C yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) diketahui kecepatan sedimentasi titik
tersebut adalah 1,67 cm/tahun, dimana kedalaman 0 – 15 cm dari sampel sedimen yang
digunakan penelitian ini memiliki kisaran umur dari 2001 hingga 2010. Data besar butir
diverifikasi menggunakan data temperatur permukaan laut dari Nasa Ocean Color dan data
curah hujan. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan di sekitar
daerah aliran sungai hilir Sungai Citarum diikuti dengan penurunan temperatur permukaan
laut dan peningkatan ukuran rata-rata besar butir. Selanjutnya, analisis besar butir sampel
sedimen dikorelasikan dengan data variabilitas iklim seperti ENSO, Dipole Mode, dan
monsun. Hasil yang didapat dalam uji statistika menunjukkan bahwa that Multivariate
ENSO Index, Oceanic Nino Index, Dipole Mode Index dan Australian Monsoon Index
memiliki korelasi signifikan dengan perubahan besar butir sampel sedimen.