digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB1 Sarah Eka Putri D
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB2 Sarah Eka Putri D
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB3 Sarah Eka Putri D
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB4 Sarah Eka Putri D
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB5 Sarah Eka Putri D
PUBLIC Budi Cahyadi


PENGEMBANGAN KATALIS NiMo/?-Al2O3 PADA PROSES HIDRODEMETALISASI RESIDU ATMOSFERIK PT PERTAMINA RU VI BALONGAN Minyak bumi saat ini merupakan sumber energi utama dunia, terutama untuk dimanfaatkan menjadi bahan bakar. Konsumsi minyak bumi semakin bertambah, namun ketersediaan minyak ringan dan menengah terus menurun. Minyak berat memiliki komposisi residu atmosferik yang jauh lebih tinggi dibandingkan minyak ringan dan menengah. Produksi bahan bakar minyak dari minyak bumi dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan residu atmosferik melalui proses Residue Catalytic Cracking (RCC) untuk menghasilkan minyak fraksi ringan dan menengah, namun perlu melalui proses hydrotreating (HDT), karena mengandung banyak pengotor berupa senyawa logam, sulfur, oksigen, dan nitrogen yang dapat meracuni katalis RCC. HDT merupakan reaksi katalitik antara minyak bumi dengan hidrogen yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor dalam residu atmosferik. Hidrodemetalisasi (HDM) merupakan tahap pertama dalam proses HDT yang menyingkirkan komponen logam dalam residu. Komponen logam nikel dan vanadium dengan ukuran molekul yang besar dapat menyebabkan penyumbatan pori katalis, sehingga mempersingkat umur dan menurunkan kinerja katalis. Oleh karena itu, dibutuhkan penyangga ?-Al2O3 dengan diameter pori yang besar agar komponen logam dapat terdeposisi secara merata ke seluruh bagian katalis. Diameter pori penyangga dapat dimodifikasi melalui proses hidrotermal pada temperatur 175, 200, 225, 250, dan 300oC dengan variasi waktu hidrotermal 4 dan 8 jam. Dua variasi modifikasi lainnya dilakukan dengan menggunakan boehmite Chalco dan aditif 4,4% P, kemudian dihidrotermal dengan temperatur dan waktu hidrotermal terbaik. Penyangga ?-Al2O3 kemudian diimpregnasi dengan 8% MoO3 dan 2% NiO serta diuji aktivitasnya menggunakan reaktor batch pada tekanan 150 bar dan temperatur 380oC. Persentase penghilangan komponen logam nikel dan vanadium dihitung melalui analisis X-Ray Fluorescence (XRF). Katalis juga dikarakterisasi menggunakan metode BET dan XRD. Berdasarkan hasil penelitian, proses hidrotermal mampu meningkatkan diameter pori dengan mengubah fase ?-Al2O3 menjadi boehmite dan meningkatkan ukuran partikelnya. Aktivitas HDM paling baik diperoleh oleh katalis NiMo/A3-2504, yang disintesis dengan aditif 4,4% P, kemudian dihidrotermal pada temperatur 250oC selama 4 jam.