digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Green synthesis (sintesis hijau) menggunakan propolis menawarkan pendekatan ramah lingkungan dalam produksi material biomedis seperti nanopartikel Zinc Oxide (ZnO). Nanopartikel Zinc Oxide (ZnO NP) sendiri merupakan kandidat yang menjanjikan karena biokompatibilitas dan potensi bioaktivitasnya. Namun, penelitian mengenai sintesis ZnO NP menggunakan ekstrak etanol propolis, serta evaluasi komprehensif terhadap potensinya pada bidang biomedis, masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi secara komprehensif Pro-ZnO NP menggunakan ekstrak etanol propolis, serta mengevaluasi berbagai aktivitas diantaranya aktivitas fotokatalis, antioksidan dan anti-inflamasi. Pro-ZnO NP disintesis melalui reaksi antara ekstrak etanol propolis dengan seng nitrat, dilanjutkan dengan kalsinasi, karakterisasi produk dilakukan dengan HR-TEM, XRD, FTIR, Spektroskopi UV-Vis, dan DLS (Zetasizer). Potensi fungsional dievaluasi melalui uji antioksidan DPPH dan fotokatalisis, sementara uji biologis mencakup uji toksisitas akut (OECD 236) dan uji anti-inflamasi (migrasi neutrofil dan makrofag) pada model larva zebrafish. Hasil karakterisasi menunjukkan Pro-ZnO NP memiliki struktur kristal heksagonal wurtzite (ukuran kristalit ~54 nm) dan morfologi heksagonal (~46 nm). DLS menunjukkan aglomerasi (diameter hidrodinamik ~711 nm) dan stabilitas koloid yang moderat (Potensi Zeta -26 mV). Uji fungsional menunjukkan aktivitas fotokatalitik dan antioksidan yang terbatas dibandingkan material pembanding. Namun, pada uji biologis in vivo (LC?? = 4.327 ?g/mL), Pro-ZnO NP menunjukkan aktivitas anti-inflamasi yang sangat poten, mampu menekan migrasi neutrofil dan makrofag secara signifikan (p<0.001) dengan efektivitas yang sebanding dengan obat standar deksametason (p>0.05). Kesimpulannya, sintesis hijau menggunakan ekstrak etanol propolis berhasil menghasilkan nanopartikel ZnO fungsional. Meskipun memiliki aktivitas antioksidan dan fotokatalitik yang terbatas, material ini terbukti memiliki potensi yang sangat kuat sebagai kandidat agen anti-inflamasi baru, dengan efikasi yang setara dengan kortikosteroid poten di dalam model in vivo.