Antioksidan adalah zat yang memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas. Salah
satu sumber antioksidan adalah buah papaya. Biji papaya menjadi limbah tetapi secara tradisional
digunakan sebagai obat antidiabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan isolasi dan
karakterisasi senyawa antioksidan dari ekstrak biji papaya pada kondisi optimal. Simplisia diekstraksi
dengan metode maserasi menggunakan pelarut dengan polaritas bertingkat (n-heksana, etil asetat,
etanol). Setiap ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali untuk maksimalkan rendemen. Rendemen
ekstrak n-heksana yang dihasilkan sebesar 20.02%, rendemen untuk ekstrak etil asetat sebesar 8.01%
dan rendemen untuk ekstrak etanol redis sebesar 2.46%. Aktivitas antioksidan diuji secara kuantitatif
dengan penentuan nilai IC50. Standar yang digunakan untuk penentuan antioksidan ialah asam
askorbat dengan nilai IC50 peredaman DPPH sebesar 7.24 µg/ml. Ekstrak n-heksana memiliki nilai
IC50 peredaman DPPH yang terendah yaitu 350 µg/ml diikuti dengan ekstrak etil asetat dengan nilai
IC50 654,13 µg/ml dan ekstrak etanol dengan nilai IC50 peredaman DPPH 831,76 µg/ml. Ekstrak nheksana memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sehingga ekstrak n-heksan dipilih untuk difraksinasi.
Ekstrak n-heksana kemudian difraksinasi dengan metode kromatografi cair vakum menggunakan elusi
gradien dengan komposisi eluen dari n-heksana, etil asetat, dan etanol yang menghasilkan 21 fraksi.
Fraksi dipantau dengan metode kromatografi lapis tipis, bercak dilihat di bawah sinar UV ?254 nm
dan UV ?366 nm, kemudian disemprot dengan penampak bercak universal H2SO4 10% dalam
methanol dan penampak bercak DPPH 0.2% dalam methanol. Fraksi 4 dipilih untuk disubfraksinasi
berdasarkan kromatogram yang dihasilkan. Subfraksinasi bertujuan untuk memisahkan serta
memurnikan isolat target dalam penelitian ini. Fraksi 4 yang tidak polar kemudian disubfraksinasi
dengan metode kromatografi kolom klasik yang menghasilkan 101 subfraksi. Berdasarkan
kromatogram yang dihasilkan, subfraksi 27 murni karena hanya terdapat satu bercak yang memiliki
Rf sama dengan isolat target yaitu 0.6230. Subfraksi ini kemudian dipantau dan dilanjutkan dengan
uji kemurnian menggunakan metode kromatografi lapis tipis tiga pengembangan tunggal dan dua
dimensi. Isolat murni kemudian diuji aktivitas antioksidannya. Nilai IC50 peredaman DPPH atau
konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat 50% dari aktivitas DPPH adalah 290 µg/ml. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa isolat memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
ekstrak n-heksan. Karakterisasi menggunakan penampak bercak spesifik menunjukkan hasil positif
terhadap senyawa golongan flavonoid, alkaloid dan fenol. Isolatnya diduga alkaloid yang
mengandung gugus fenol.
Perpustakaan Digital ITB