digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB1 Nuryah Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB2 Nuryah Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB3 Nuryah Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB4 Nuryah Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB5 Nuryah Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi

Kajian Minimalisasi Flare Kondisi Operasi Normal pada Sistem Produksi Gas Anjungan X Lapangan ABC merupakan salah satu penghasil minyak dan gas di lepas pantai Laut Natuna yang memiliki 4 anjungan. Gas yang diproduksi diekspor melalui pipa ekspor bawah laut kepada pembeli. Gas dari semua anjungan diproses di anjungan X yang memiliki sistem pemrosesan gas terlengkap di lapangan ABC. Pada anjungan ini, terdapat 2 kompresor sentrifugal yang disusun seri dan 1 booster compressor yang berfungsi untuk mengirimkan gas yang diproduksi ke pembeli melalui pipa gas West Natune Transportation System (WNTS). Dengan dikeluarkannya Permen ESDM No 32 Tahun 2017 yang berisi tentang kebijakan pengelolaan gas suar dan dengan adanya penurunan produksi gas secara alamiah, Lapangan ABC berupaya untuk meminimalisir gas suar dalam pengoperasiannya. Dalam hal ini, anjungan X yang memiliki jumlah gas suar terbesar dibandingkan anjungan lainnya memiliki potensi untuk diminimalisir gas suarnya untuk mewujudkan aspirasi Zero Gas Flaring. Pemanfaatan gas suar bakar Lapangan ABC disimulasikan untuk 3 pemanfaatan yaitu sebagai tambahan gas jual, subtitusi fuel gas, tambahan gas lift atau re-injeksi. Variasi titik pengambilan gas flare berasal dari gas flare header dan outlet 3rd stage separator anjungan X dengan ditambahkan proses lowering pressure pada upstream titik pengambilan gas recovery. Penambahan flare gas recovery compressor package diperlukan dalam unit gas flare recovery dengan pengkajian teknis dan pertimbangan gain produksi. Dari enam studi kasus yang dilakukan, dua kasus pemanfaatan gas suar untuk fuel gas tidak dapat diimplementasikan karena adanya batasan Lower Heating Value (LHV) yang melebihi standar persyaratan spesifikasi fuel gas sistem terpasang. Tambahan gas 2-4 MMSCFD dari proses pemanfaatan gas suar untuk gas lift dan re-injeksi layak diaplikasikan apabila diperlukan pressure maintenance yang tinggi untuk rencana jangka panjang. Hasil yang paling mungkin diimplementasikan pada studi kasus pemanfaatan gas suar untuk tambahan gas jual dengan disertai adanya lowering pressure separator pada Lapangan ABC terkait pemenuhan kontrak penjualan gas. Outlet 3rd stage separator dengan tekanan 10 psig dikompresi dengan Flare Gas Recovery Compressor ke sistem kompresi gas jual dengan ii diterima pada tekanan awal sistem di 220.3 psig dengan memonitor dew point, komposisi metana dan Gross Heating Value (GHV) gas jual setelah recovery. Didapatkan 3 MMSCFD tambahan gas jual dari sistem recovery pada studi kasus empat dengan tanpa diperlukannya penambahan make up TEG untuk dehidrasi terhadap simulasi acuan. Gas suar anjungan X berhasil di-recover sebanyak 2 MMSCFD menjadi 0 MMSCFD berdasarkan simulasi studi gas recovery.