digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

COVER Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

BAB 1 Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

BAB 2 Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

BAB 3 Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

BAB 4 Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

BAB 5 Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

PUSTAKA Musfarli
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

Latar Belakang: Sukralosa merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) dari kelas fungsi pemanis buatan dengan tingkat kemanisan 600 kali sukrosa serta mempunyai nilai ADI (Acceptable Daily Intake) sebesar 0-15 mg/kg berat badan/ hari. Dari segi analisis resiko, kajian paparan bahan tambahan pangan tersebut harus diprioritaskan. Untuk tujuan tersebut, diperlukan metode analisis untuk penentuan sukralosa dalam berbagai produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis penentuan sukralosa dalam sediaan pemanis (table top sweeteners) yang dapat diaplikasikan untuk analisis rutin BTP tersebut. Metode: Penentuan sukralosa dimulai dengan pemisahan preparatif sukralosa menggunakan Kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap komponen lain yang terdapat dalam sediaan pemanis. Sukralosa kemudian direaksikan dengan larutan antron dalam medium asam yang menghasilkan larutan berwarna yang dapat diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak. Metode analisis divalidasi dan selanjutnya digunakan untuk penentuan sukralosa pada sediaan pemanis. Hasil: Sukralosa dapat dipisahkan dengan baik dengan faktor retardasi = 0,83. Hasil pengukuran spektrofotometri terhadap larutan komplek berwana hijau kebiruan didapatkan spektrum absorbansi dengan panjang gelombang maksimum 622 nm. Parameter validasi meliputi linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, akurasi dan presisi telah dapat ditentukan. Dua kurva kalibrasi didapatkan dari pengukuran larutan baku sukralosa dan larutan baku sukralosa setelah dilakukan pemisahan dengan KLT. Kedua kurva kalibrasi memberikan hasil yang linear pada rentang konsentrasi 10-70 µg/mL. Kurva kalibrasi pertama untuk larutan baku sukralosa dengan persamaan regresi y = 0,0081x –0,0072 dengan koefisien korelasi r = 0,99967, sedangkan kurva kedua dengan persamaan regresi y = 0,0059x –0,0028 dengan koefisien korelasi r = 0,99967. Batas deteksi dan batas kuantisasi yaitu 1,36 dan 3,86 µg/mL dihitung secara statistik dari kurva kalibrasi pertama. Hasil uji presisi pada hari yang sama diperoleh SBR berturut-turut pada hari ke-1, ke-2 dan ke-3 adalah sebesar 2,306; 2,263 dan 2,127%, sedangkan presisi antarhari diperoleh nilai SBR sebesar 2,523; 2,285 dan 2,265%. Nilai persen perolehan kembali dengan metode standar adisi berkisar antara 98,954 - 108,138%. Hasil penetapan kadar sukralosa dalam sediaan pemanis nomor 1, 2, 3 dan 4 adalah 104,2; 101,0; 104,9 dan 357,3% terhadap klaim label. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan metode penentuan sukralosa dalam sediaan pemanis secara kolorimetri menggunakan pereaksi antron telah berhasil diperoleh.