Latar Belakang: Sukralosa merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) dari kelas
fungsi pemanis buatan dengan tingkat kemanisan 600 kali sukrosa serta mempunyai
nilai ADI (Acceptable Daily Intake) sebesar 0-15 mg/kg berat badan/ hari. Dari segi
analisis resiko, kajian paparan bahan tambahan pangan tersebut harus diprioritaskan.
Untuk tujuan tersebut, diperlukan metode analisis untuk penentuan sukralosa dalam
berbagai produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis
penentuan sukralosa dalam sediaan pemanis (table top sweeteners) yang dapat
diaplikasikan untuk analisis rutin BTP tersebut. Metode: Penentuan sukralosa dimulai
dengan pemisahan preparatif sukralosa menggunakan Kromatografi lapis tipis (KLT)
terhadap komponen lain yang terdapat dalam sediaan pemanis. Sukralosa kemudian
direaksikan dengan larutan antron dalam medium asam yang menghasilkan larutan
berwarna yang dapat diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak.
Metode analisis divalidasi dan selanjutnya digunakan untuk penentuan sukralosa pada
sediaan pemanis. Hasil: Sukralosa dapat dipisahkan dengan baik dengan faktor
retardasi = 0,83. Hasil pengukuran spektrofotometri terhadap larutan komplek berwana
hijau kebiruan didapatkan spektrum absorbansi dengan panjang gelombang maksimum
622 nm. Parameter validasi meliputi linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, akurasi
dan presisi telah dapat ditentukan. Dua kurva kalibrasi didapatkan dari pengukuran
larutan baku sukralosa dan larutan baku sukralosa setelah dilakukan pemisahan dengan
KLT. Kedua kurva kalibrasi memberikan hasil yang linear pada rentang konsentrasi
10-70 µg/mL. Kurva kalibrasi pertama untuk larutan baku sukralosa dengan
persamaan regresi y = 0,0081x –0,0072 dengan koefisien korelasi r = 0,99967,
sedangkan kurva kedua dengan persamaan regresi y = 0,0059x –0,0028 dengan
koefisien korelasi r = 0,99967. Batas deteksi dan batas kuantisasi yaitu 1,36 dan 3,86
µg/mL dihitung secara statistik dari kurva kalibrasi pertama. Hasil uji presisi pada hari
yang sama diperoleh SBR berturut-turut pada hari ke-1, ke-2 dan ke-3 adalah sebesar
2,306; 2,263 dan 2,127%, sedangkan presisi antarhari diperoleh nilai SBR sebesar
2,523; 2,285 dan 2,265%. Nilai persen perolehan kembali dengan metode standar adisi
berkisar antara 98,954 - 108,138%. Hasil penetapan kadar sukralosa dalam sediaan
pemanis nomor 1, 2, 3 dan 4 adalah 104,2; 101,0; 104,9 dan 357,3% terhadap klaim
label. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan metode penentuan sukralosa
dalam sediaan pemanis secara kolorimetri menggunakan pereaksi antron telah berhasil
diperoleh.
Perpustakaan Digital ITB