digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan suatu zat atau bahan yang ditambahkan ke dalam pangan dengan tujuan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Salah satu BTP dari kelas fungsi pemanis yang diizinkan untuk digunakan pada beberapa kategori pangan adalah sukralosa. Table top sweetener merupakan produk yang dapat mengandung sukralosa dan lazim dikonsumsi oleh pasien diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode penentuan sukralosa dalam table top sweetener yang valid, kadar sukralosa dalam sampel, serta perkiraan paparan sukralosa pada pasien diabetes di Klinik Kiara Husada Bandung. Penentuan sukralosa menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) serta parameter validasi yang ditentukan mencakup uji linearitas, presisi, akurasi, batas deteksi, dan batas kuantisasi. Presisi dan akurasi metode dinyatakan sebagai simpangan baku relatif (SBR) dan persen perolehan kembali penentuan penambahan baku pada rentang 80-120% terhadap konsentrasi aktual sukralosa dalam sampel. Batas deteksi (BD) dan batas kuantisasi (BK) metode diperoleh secara statistik dari kurva kalibrasi. Studi paparan dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh pasien diabetes sebagai responden menggunakan metode food recall dan kuesioner frekuensi konsumsi pangan. Dari hasil penelitian diperoleh, kurva kalibrasi dengan persamaan Y = 219, 91x – 2535 dan nilai R2 0,999, SBR 1,06 – 3,08 %, persen perolehan kembali 98,36 – 103,88 %, serta BD dan BK, masingmasing 9,48 dan 28,73 ?g/mL. Kadar rata-rata sukralosa pada produk A dan B masing-masing sebesar 4,83 dan 10,57 mg/g. Paparan sukralosa dari kedua produk berkisar antara 0,02 – 0,27 mg/kg bb/hari yang setara dengan 0,16 – 1,83% terhadap acceptable daily intake (ADI) sukralosa sebesar 15 mg/kb bb/hari. Berdasarkan keseluruhan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan metode penentuan sukralosa pada produk table top sweetener berhasil diperoleh, kadar rata-rata sukralosa dalam produk 4.83 dan 10.57 mg/g, dan paparan sukralosa pada pasien diabetes tidak melebihi nilai ADI-nya.