Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan suatu zat atau bahan yang ditambahkan
ke dalam pangan dengan tujuan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.
Salah satu BTP dari kelas fungsi pemanis yang diizinkan untuk digunakan pada
beberapa kategori pangan adalah sukralosa. Table top sweetener merupakan produk
yang dapat mengandung sukralosa dan lazim dikonsumsi oleh pasien diabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode penentuan sukralosa dalam
table top sweetener yang valid, kadar sukralosa dalam sampel, serta perkiraan
paparan sukralosa pada pasien diabetes di Klinik Kiara Husada Bandung.
Penentuan sukralosa menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT) serta parameter validasi yang ditentukan mencakup uji linearitas, presisi,
akurasi, batas deteksi, dan batas kuantisasi. Presisi dan akurasi metode dinyatakan
sebagai simpangan baku relatif (SBR) dan persen perolehan kembali penentuan
penambahan baku pada rentang 80-120% terhadap konsentrasi aktual sukralosa
dalam sampel. Batas deteksi (BD) dan batas kuantisasi (BK) metode diperoleh
secara statistik dari kurva kalibrasi. Studi paparan dilakukan melalui pengisian
kuisioner oleh pasien diabetes sebagai responden menggunakan metode food recall
dan kuesioner frekuensi konsumsi pangan. Dari hasil penelitian diperoleh, kurva
kalibrasi dengan persamaan Y = 219, 91x – 2535 dan nilai R2 0,999, SBR 1,06 –
3,08 %, persen perolehan kembali 98,36 – 103,88 %, serta BD dan BK, masingmasing 9,48 dan 28,73 ?g/mL. Kadar rata-rata sukralosa pada produk A dan B
masing-masing sebesar 4,83 dan 10,57 mg/g. Paparan sukralosa dari kedua produk
berkisar antara 0,02 – 0,27 mg/kg bb/hari yang setara dengan 0,16 – 1,83% terhadap
acceptable daily intake (ADI) sukralosa sebesar 15 mg/kb bb/hari. Berdasarkan
keseluruhan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan metode penentuan sukralosa
pada produk table top sweetener berhasil diperoleh, kadar rata-rata sukralosa dalam
produk 4.83 dan 10.57 mg/g, dan paparan sukralosa pada pasien diabetes tidak
melebihi nilai ADI-nya.