digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Abi Rafdi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP ABI RAFDI_JURNAL.pdf ]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Untuk menentukan harga tarif layanan bus rapid transit Transjakarta paling optimal – berdasarkan empat elemen pembiayaan berupa capital expenditure, operational expenditure, tarif, dan subsidi – diperlukan informasi terkait willingness-to-pay pengguna dan kelayakan finansial operasi bus rapid transit Transjakarta. Dengan menggunakan survei kuesioner yang ditujukan kepada sampel pengguna bus rapid transit Transjakarta lalu menganalisis hasil preferensi willingness-to-pay responden menggunakan analisis Price Sensitivity Meter Van Westerndorp didapat rentang serta titik harga paling optimal sesuai preferensi sampel. Preferensi harga ditanyakan pada titik harga yang dianggap terlalu murah, cukup murah, cukup mahal, dan terlalu mahal bagi sampel pengguna bus rapid transit Transjakarta. Sementara untuk menilai kelayakan finansial operasi bus rapid transit Transjakarta, tiga skenario operasional bus rapid transit Transjakarta dari tahun 2019-2030 dimodelkan. Informasi yang masuk ke dalam model termasuk capital expenditure, operational expenditure, serta harga tarif layanan bus rapid transit Transjakarta. Informasi yang dikeluarkan dari model adalah kebutuhan subsidi dalam bentuk defisit finansial operasi bus rapid transit Transjakarta. Hasil dari model yang paling optimal menunjukan kebutuhan subsidi paling sedikit dengan menaikan harga tarif layanan bus rapid transit Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp6.000 sesuai hasil analisis price sensitivity meter Van Westendorp. Harga tarif kemudian dinaikan setiap tahun sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan dibandingkan dengan pertambahan jumlah armada bus setiap lima tahun. Dengan begitu, skenario yang dimuat dan dipilih pada studi ini dapat memberikan gambaran optimasi tarif paling baik yang diperlihatkan dengan pengurangan subsidi paling besar.