BAB 1 Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Widyanissa Ardilla
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas 1.904.556 km2 yang terdiri dari;
17.508 pulau, 5,8 juta km2 lautan dan 81.290 juta km panjang pantai, maka memiliki
potensi energi laut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari beberapa
teknologi yang menggunakan sumber energi dari tenaga gelombang untuk
menghasilkan listrik. Daerah samudera Nusa Tenggara adalah lokasi yang memiliki
potensi energi gelombang cukup besar berkisar antara 10 - 20 kW per meter gelombang
salah satunya adalah perairan Pulau Sumbawa. Maka dilakukanlah studi atau analisis
kelayakan finansial dari pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut di
Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kebutuhan listrik diproyeksikan dengan
metode regresi linier dan multi-linear regression dengan skenario terpilih yaitu sebesar
1,90 MWh/kapita di akhir Tahun 2053. Nilai Levelized Cost of Energy (LCOE) dari
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut di Pulau Sumbawa dengan daya 120,14
MW didapatkan sebesar Rp 565,76/kWh. Dalam meninjau kelayakan finansial,
terdapat dua alternatif yaitu pinjaman awal 100% dari modal awal atau alternatif 1, dan
alternatif pengaliran listrik ke Pulau Sumbawa dengan pinjaman awal 70% dari modal
awal atau alternatif 2. Berdasarkan empat parameter seperti NPV, IRR, DPBP dan B/C,
didapatkan alternatif 2 merupakan alternatif yang paling layak dan menguntungkan.