
ABSTRAK Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Geoffrey Bastanta
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT XYZ merupakan salah satu perusahaan produsen bahan kimia khusus di Indonesia.
Dalam mendukung kegiatan operasionalnya, PT XYZ memiliki dua pabrik, yaitu kantor
pusat dan fasilitas manufaktur di Cikarang (pabrik 1) dan fasilitas manufaktur dan
laboratorium di Kota Bukit Indah (KBI) – Purwakarta (pabrik 2). Pabrik di KBI dibeli PT
XYZ pada tahun 2019 dan dikhususkan untuk produksi produk berbasis pelarut (solvent).
Pembangunan pabrik berbasis pelarut di KBI sempat mengalami hambatan akibat pandemi
COVID-19. Di tahun 2022 PT XYZ kembali melanjutkan pengembangan pabrik tersebut
sehingga dapat segera menjalankan produksi massal dan menjual produk X. Namun
demikian, hingga saat ini PT XYZ belum melaksanakan studi kelayakan investasi terkait
rencana pembangunan pabrik ini. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan analisis
kelayakan finansial dengan menghitung parameter kelayakan finansial.
Parameter kelayakan finansial yang dihitung adalah net present value (NPV), internal rate
of return (IRR), dan payback period. Nilai IRR akan dibandingkan dengan nilai Minimum
alternatif Rate of Return (MARR) yang diperoleh dari perhitungan Weighted Average Cost
of Capital (WACC). Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas terhadap variabel-variabel
yang dapat mengubah kriteria kelayakan dan menentukan skenario paling baik bagi PT XYZ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika kapasitas produksi pabrik sama hingga akhir
periode analisis (skenario 1), diperoleh NPV sebesar Rp1.290.245.027, IRR sebesar 8,92%,
dan payback period selama 9,1 tahun. Jika dilakukan penambahan kapasitas produksi di
tahun ke-5 (skenario 2), maka diperoleh NPV sebesar Rp16.592.398.173, IRR sebesar
14,33%, dan payback period selama 8,2 tahun. Berdasarkan hasil analisis kelayakan
finansial terhadap dua skenario tersebut, diperoleh bahwa skenario 1 tidak layak secara
finansial, sedangkan skenario 2 layak secara finansial. Maka dari itu skenario terbaik yang
perlu diamil PT XYZ adalah skenario 2 atau menambah kapasitas produksi pabrik di tahun
ke-5.