digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Minyak biji wijen diketahui mengandung sesamin, sesamolin, tocopherol, dan vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menghambat terjadinya kerutan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengevaluasi formula krim minyak biji wijen. Pada pengembangan formula digunakan surfaktan Tween 80 dan Span 80, peningkat viskositas cetil alkohol dan setostearil alkohol, peningkat penetrasi propilen glikol, pengawet metil paraben dan propil paraben, pewangi lavender, dan aquades. Evaluasi sediaan dilakukan terhadap stabilita fisik sediaan, aktivitas antioksidan minyak biji wijen dan sediaan krimnya, tipe emulsi, pH sediaan. Kemudian dilakukan uji iritasi akut dermal dan mata, serta uji aktivitas antikerut pada subjek wanita dengan videodermatoscope. Sediaan yang stabil diperoleh dari formula yang terdiri dari minyak biji wijen 30%, tween 80 7,01%, span 80 2,99%, setil alkohol 8%, setostearil alkohol 2%, propilen glikol 10%, metil paraben 0,01%, propil paraben 0,02%, pewangi lavender 4%, dan aquades ditambahkan sampai 100%. Krim minyak biji wijen memiliki organoleptik putih-cream dan berbau khas; ukuran globul 6,37 ± 0,41 µm; pH 6,2 –6,38; dan viskositas 321000 –332000 cPs. Tipe emulsi sediaan yaitu minyak dalam air. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menghasilkan IC50 minyak biji wijen sebesar 21,532 ± 0,049 µg/mL dan IC50 sediaan krim sebesar 29,867± 0,280 µg/mL. Hasil analisis statistik dengan t-test berpasangan pada uji stabilita suhu ruang, stabilita dipercepat, dan stabilita freeze-thaw menunjukkan sediaan tidak ada perbedaan bermakna pada stabilitas sediaan (p ?0,05) selama 4 minggu penyimpanan. Pada uji iritasi mata dan uji iritasi akut dermal, sediaan tidak menimbulkan iritasi. Hasil analisis statistik dengan t-test berpasangan pada uji aktivitas antikerut menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (p ?0,05) antara sebelum dan sesudah 4 minggu penggunaan sediaan uji pada enam subjek wanita.