digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

COVER Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 1 Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 2 Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 3 Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 4 Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 5 Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

PUSTAKA Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 6 Awwab Hafizh
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

Identifikasi zona permeabel di permukaan dan di bawah permukaan pada eksplorasi panas bumi adalah tahapan yang sangat penting untuk dilakukan. Penentuan keberadaan zona permeabel di permukaan dapat dilihat dari kelurusan dan struktur geologi yang diekstraksi menggunakan data citra satelit untuk menentukan target pemboran yang akan dilakukan, sedangkan penentuan zona permeabel di bawah permukaan bertujuan untuk melihat faktor ekonomis dari suatu reservoir. Sulitnya ekstraksi kelurusan secara manual di permukaan dan membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan zona permeabel. Kesulitan ini juga terjadi pada penentuan zona permeabel di bawah permukaan, data yang digunakan jumlahnya sangat terbatas dalam bentuk spot-spot sebagai Total Lost Circulation (TLC) dari rekaman pemboran. Berbeda dengan data TLC, data tahanan jenis dari hasil survei Magnetotelurik (MT) terdistribusi di semua area konsesi lapangan panas bumi Patuha dan mampu mendelineasi parameter penting untuk panas bumi, seperti caprock dan reservoir. Data TLC dan nilai tahanan jenis sama-sama dapat mengindikasikan zona reservoir sehingga data ini menarik untuk dikorelasikan secara spasial dengan metode geostatistik multivarian. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi struktur kelurusan dan memodelkan densitasnya adalah mSTA (modified Segment Tracing Algorithm), sedangkan untuk mensimulasikan keberadaan zona permeabel di bawah permukaan menggunakan metode SGCS (Sequential Gaussian Cosimulation) dengan parameter Markov Model II. Metode yang digunakan untuk validasi zona permeabel di permukaan menggunakan data Trancient Electromagnetic (TEM) yang diakuisisi langsung di lapangan. Hasil ekstraksi densitas kelurusan yang tinggi memiliki hubungan dengan keberadaan manifestasi panas bumi dan struktur geologi yang ada. Nilai korelasi antara probabilitas tinggi dari zona permeabel dan tahanan jenis rendah sampai sedang (15-100 ohm.m) adalah R=0.74. Adapun hasil SGCS yang di dekat permukaan menunjukkan keberadaan 4 (empat) zona permeabel yang divalidasi menggunakan metode TEM. Titik TEM PPL6 dan PPL8 membuktikan zona konduktif di lokasi ini. Sedangkan zona permeabel tinggi hasil SGCS berada di elevasi 1250-500 mdpl yang diduga sebagai zona reservoir.