digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu sifat mekanik batuan yang paling berpengaruh dalam kestabilan lereng timbunan adalah kekuatan geser batuan. Pada penelitian-penelitian sebelumnya terkait kekuatan geser batuan hancuran dengan kriteria Barton dan Kjaernsli (B&K), salah satu uji yang perlu dilakukan untuk menentukan karakteristik kekuatan geser batuan hancuran adalah uji tilt dalam skala besar di lapangan yang membutuhkan biaya dan material dalam jumlah yang besar. Selain itu, mayoritas praktisi pertambangan di Indonesia saat ini lebih memilih untuk mengestimasi kekuatan geser batuan yang berbentuk hancuran dari data residual uji kuat geser langsung batuan intact dengan menggunakan kriteria Mohr-Coulomb (M-C) dikarenakan pengujian yang relatif lebih mudah dan cepat, namun dengan resiko kurang representatifnya hasil yang didapatkan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian kuat geser langsung batuan hancuran dengan jenis mudstone dalam skala laboratorium dengan harapan dapat mewakili uji tilt skala lapangan secara lebih efisien, serta dapat menghasilkan estimasi kekuatan geser batuan hancuran dengan kriteria B&K yang lebih representatif dibandingkan dengan kriteria M-C. Selain itu, akan dibandingkan kekuatan geser batuan hancuran berdasarkan kriteria B&K yang dibentuk oleh nilai equivalent roughness (R) secara perhitungan balik dan nilai R secara empiris. Selanjutnya dilakukan pemodelan numerik dengan metode elemen diskret terhadap uji kuat geser langsung batuan hancuran di laboratorium dan uji tilt skala lapangan untuk memvalidasi kedua uji tersebut dengan cara melihat perbedaan kondisi tegangan geser puncak (?peak) yang terjadi. Karakteristik kekuatan geser batuan hancuran yang didapatkan dengan kriteria B&K pada kondisi tegangan normal (?n) yang rendah memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kekuatan geser residual batuan dengan kriteria M-C dan perbedaan kekuatan geser (?) yang dihasilkan cenderung lebih besar, namun ketika ?n yang bekerja mulai bertambah perbedaan ? yang dihasilkan dari kedua kriteria ini mulai berkurang. Dari hasil perbandingan ?peak yang didapatkan dari pemodelan numerik uji kuat geser langsung batuan hancuran di laboratorium, uji tilt skala lapangan, uji kuat geser langsung batuan hancuran, dan secara analitik dari data yang telah didapatkan menghasilkan rata-rata perbedaan absolut yang tidak lebih dari 11,70%.