Memperbaiki atau meningkatkan permeabilitas formasi dekat wellbore merupakan tujuan dari acidizing dengan membesarkan pori pori atau memperbaiki kerusakan di formasi. Dahulu, acidizing sangat sukses untuk meningkatkan produksi di formasi karbonat. Lalu perhatian pada matrix acidizing berubah kearah formasi sandstone dengan mengggunakan Hydrofluoric acid (McLeod, 1984). Pada saat ini, asam yang sering digunakan untuk acidizing adalah Hydrochloric Acid (HCl), Hydrochloric/Hydrofluoric Acid (HCl-HF), Formic Acid, Acetic Acid, dan inorganic-organic acids (Coulter, 1999). Implementasi aciding untuk formasi sandstone dan formasi karbonat membutuhkan system asam yang berbeda dikarenakan perbedaan tujuan yang ingin dicapai, tetapi praktik yang sama (McLeod, 1984).
Tujuan dari acidizing pada formasi sandstone adalah untuk memperbaiki kerusakan dekat wellbore yang disebabkan pada aktivitas pemboran dan komplesi, sedangkan acidizing pada formasi karbonat bertujuan untuk menciptakan wormhole sehingga hidrokarbon dapat mengalir melalui wormhole (Guo, 2006). Economides (Economides, 2000) telah membuat flowchart untuk menentukan dan mendesain kebutuhan asam untuk formasi karbonat dan sandstone, termasuk pemilihan diversion. Prosedur yang direkomendasikan untuk acidizing juga telah dibuat oleh McLeod (McLeod, 1984). Flowchart dan prosedur yang telah dibuat akan dijadikan referensi pada desain program acidizing untuk studi ini.
Studi ini akan membahas tentang desain acidizing untuk formasi karbonat dan sandstone dengan menggunakan software yang akan dibuat pada waktu bersamaan. Berdasarkan prosedur McLeod (McLeod, 1984), tekanan injeksi aman dan laju injeksi aman akan dihitung untuk memastikaan keamanan operasi, lalu dengan menggunakan flowchart pemilihan fluida oleh Economides (Economides, 2000), fluid stage akan dipilih termasuk konsentrasi dan kebutuhan volume. Hasil dari studi ini akan berupa tekanan aman injeksi, laju aman injeksi, fluid stage, kebutuhan volume untuk setiap stage, dan konsentrasi asam.