ABSTRAK Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Tri Agatha Manullang
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Emisi CO2 di atmosfer dapat dikurangi dengan metode CCS (Carbon Capture
and Storage). CCS adalah metode injeksi CO2 ke reservoir geologi yang
dalam dan permeabel, seperti reservoir karbonat. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis reaksi kimia dan perubahan struktur pori sebelum dan
setelah injeksi CO2 pada batuan karbonat Indonesia. Injeksi CO2 pada batuan
karbonat dilakukan dengan cara merendam batuan ke dalam larutan asam
karbonat (H2CO3) dalam beberapa variasi waktu, yaitu 3 hari, 7 hari, 14 hari,
21 hari, dan 28 hari. Pengukuran massa batuan serta pengamatan struktur pori
menggunakan mikroskop dilakukan sebelum dan sesudah injeksi untuk semua
variasi waktu injeksi. Hasil citra struktur pori akan digunakan untuk
mengukur nilai porositas batuan menggunakan metode thresholding. Hasil
eksperimen menunjukkan massa batuan karbonat berkurang karena reaksi
kimia antara batuan karbonat dan asam karbonat menyebabkan ada mineral
karbonat yang terlarut. Hal tersebut membuat pori batuan semakin bertambah.
Nilai porositas batuan karbonat yang dihasilkan dari helium porosity
measurement yaitu sebesar 3,12%. Pengukuran porositas menggunakan
metode thresholding menunjukkan porositas batuan karbonat meningkat
selama injeksi berlangsung. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu reaksi kimia
antara batuan karbonat dan asam karbonat menyebabkan adanya mineral
karbonat yang terlarut sehingga pori batuan semakin besar. Citra hasil
mikroskop menunjukkan ada perubahan struktur pori selama injeksi
berlangsung. Massa karbonat akan berbanding terbalik dengan waktu injeksi,
sedangkan massa terlarut berbanding lurus dengan waktu injeksi. Nilai
porositas berbanding lurus dengan waktu injeksi sehingga semakin lama
waktu injeksi maka nilai porositas semakin besar.