Makalah ini meneliti pengaruh publisitas negatif terhadap sikap merek, citra merek, dan niat beli
dalam konteks barang mewah di Indonesia. Dengan melihat pengaruh publisitas negatif terhadap
sikap dan citra merek yang kemudian dikorelasikan dengan niat beli, untuk melihat hubungan niat
beli terhadap sikap dan citra merek. Variabel tambahan pada kesadaran dan kepedulian terhadap
rasisme ditambahkan untuk melihat adanya hubungan dengan niat beli setelah dipengaruhi
publisitas negatif. Variabel ini dipilih karena kecenderungan masyarakat yang lebih tinggi
terhadap rasisme, tokenisme, perampasan budaya, dan kesalahpahaman dalam merepresentasikan
industri fashion dan kecantikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner online di mana 104
responden dikumpulkan menggunakan pendekatan convenience sampling dan dianalisis dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Spearman Correlation test. Hasil analisis
menunjukkan bahwa publikasi negatif memiliki pengaruh negatif terhadap sikap dan citra merek.
Temuan ini juga menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara sikap merek & niat beli,
dan citra merek & niat beli. Di sisi lain, korelasi juga terjadi antara kesadaran dan kepedulian
terhadap rasisme, dengan niat beli setelah dipengaruhi publisitas negatif, akan tetapi sangat lemah.
Hasilnya bisa jadi disebabkan karena informasi negatif yang diberikan bukan tentang rasisme di
Indonesia itu sendiri melainkan di Cina, sehingga meskipun kecenderungan orang Indonesia dalam
kesadaran dan kepedulian terhadap rasisme tinggi, belum tentu berdampak pada tingkat yang sama
terhadap niat pembelian.